Menurut Benny, aksi LSM L@PPAK merupakan bentuk kontrol publik yang sehat. Ia menilai wajar bila masyarakat meminta transparansi, terutama saat aroma dugaan pengaturan proyek dinilai lebih kuat daripada aroma material bangunan itu sendiri.
Ia juga mendorong BPK dan lembaga pengawas lain turun melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan tidak ada dana negara yang dialihkan ke pos-pos fiktif.
“Bukan untuk mencari siapa yang salah, itu nanti akan ketemu sendiri. Tetapi untuk memastikan uang negara tidak berubah menjadi sesuatu yang tidak tercatat di RAB,” ujarnya.
Benny menegaskan bahwa proyek revitalisasi sekolah bukan tempat bagi oknum untuk “mengurangi anggaran bangunan sambil memperbesar anggaran pribadi”.
BACA JUGA:Jihan Nurlela Nahkodai PKDL, Pemerintah Perkuat Pemberdayaan Disabilitas di Lampung
“Ini proyek pendidikan. Tempat generasi masa depan belajar. Kalau bangunannya saja tidak jujur, bagaimana kita berharap anak-anak tumbuh menjadi pemimpin yang jujur?” katanya.
Ia menekankan bahwa yang perlu direvitalisasi bukan hanya bangunan, tetapi moral pihak-pihak yang terlibat apabila benar terjadi penyimpangan.
Menurutnya Jika gedung sekolah pun masih dijadikan lahan permainan, yang perlu direvitalisasi bukan atap atau dinding, melainkan moral sebagian manusia dewasa.
Benny menutup pernyataannya dengan pesan satir kepada oknum yang diduga mengatur proyek dari balik layar.
BACA JUGA:Kondisi Ammar Zoni di Nusakambangan Memprihatinkan
“Jika benar Anda ahli dalam mengatur proyek, cobalah mengatur hati rakyat. Siapa tahu lebih menantang dan tidak bisa dimanipulasi dengan kuitansi,” pungkasnya.
Ia menegaskan bahwa pembangunan pendidikan harus dijalankan secara jujur dan transparan demi masa depan anak-anak Indonesia.