Gravitasi Kuantum: Menyibak Misteri Alam Semesta 2025

Minggu 26-10-2025,08:15 WIB
Reporter : Krisna Jeri
Editor : Budi Setiawan

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Alam semesta selalu menyimpan misteri yang membuat manusia tak henti bertanya. Dari bagaimana bintang lahir, hingga apa yang sebenarnya terjadi di dalam lubang hitam.

Salah satu teka-teki terbesar yang masih menjadi perdebatan ilmuwan modern adalah tentang gravitasi kuantum — teori yang diharapkan mampu menyatukan dua pilar utama fisika: relativitas umum dan mekanika kuantum.

Memasuki tahun 2025, penelitian gravitasi kuantum kembali menjadi sorotan dunia sains. Berbagai laboratorium di Eropa, Amerika, hingga Asia berlomba-lomba menguji teori ini dengan pendekatan teknologi baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.

Sejak Albert Einstein memperkenalkan teori relativitas umum pada 1915, dunia fisika modern mengalami revolusi besar.

BACA JUGA:Fenomena Aurora: Seni Alam dari Kutub Bumi

Teori tersebut menjelaskan bagaimana ruang dan waktu melengkung di sekitar benda bermassa — menciptakan apa yang kita kenal sebagai gravitasi.

Namun, ketika ilmuwan mencoba menerapkannya pada dunia partikel mikroskopis, hukum-hukum itu seakan runtuh.

Di sisi lain, mekanika kuantum menjelaskan perilaku partikel subatomik yang acak dan penuh probabilitas. Dua teori ini sama-sama benar, tapi tidak bisa bekerja bersamaan.

Inilah yang membuat gravitasi kuantum menjadi “cawan suci” dalam fisika modern: sebuah teori tunggal yang mampu menjelaskan semua fenomena alam, dari pergerakan planet hingga getaran partikel terkecil.

BACA JUGA:Kisah Vaksin Pertama: Bagaimana Dunia Melawan Wabah

Untuk memahami gravitasi kuantum, ilmuwan harus melihat alam semesta dalam ukuran yang disebut skala Planck, sekitar 10⁻³⁵ meter — jauh lebih kecil dari atom.

Di skala ini, ruang dan waktu tidak lagi mulus seperti kain, tetapi bergetar dan berfluktuasi seperti lautan energi mikroskopis.

Beberapa teori mencoba menggambarkan fenomena ini. Yang paling terkenal adalah teori dawai (string theory) dan gravitasi loop kuantum (loop quantum gravity).

Dalam teori dawai, partikel elementer bukanlah titik kecil, melainkan “senar” energi yang bergetar pada frekuensi tertentu.

BACA JUGA:Leonardo da Vinci: Ilmuwan, Seniman, dan Penemu Zaman Renaissance

Kategori :