Selain makna spiritual, upacara ini mengandung nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi masyarakat Dayak, di antaranya:
- Gotong royong dan kebersamaan, karena upacara dilakukan bersama keluarga dan masyarakat.
- Pelestarian budaya, sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan nenek moyang.
- Rasa syukur, sebagai pengakuan atas anugerah dan perlindungan Tuhan.
- Keseimbangan alam, karena seluruh bahan yang digunakan berasal dari alam dan diperlakukan dengan hormat.
Upacara adat Badudus Mandaring merupakan warisan budaya yang sarat nilai spiritual dan kebersamaan. Melalui ritual ini, masyarakat Dayak mengajarkan pentingnya hidup bersih, menjaga keseimbangan, serta menghormati leluhur dan alam semesta. Di tengah perkembangan zaman, pelestarian upacara seperti ini menjadi wujud nyata cinta terhadap budaya bangsa.
BACA JUGA:Filosofi Tari Nyambai Bebakhong, Simbol Keakraban dan Harmoni Masyarakat Lampung
Dengan maknanya yang dalam, Badudus Mandaring bukan sekadar tradisi mandi adat, melainkan simbol kesucian jiwa dan kebijaksanaan hidup.
Tradisi ini menegaskan bahwa dalam kehidupan manusia, kebersihan batin, rasa syukur, dan penghormatan terhadap alam adalah kunci menuju kedamaian sejati.(*)