MEDIALAMPUNG.CO.ID – Suasana Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Jumat (26 September 2025) mendadak tegang ketika Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, naik ke podium untuk menyampaikan pidatonya.
Belum lama ia berbicara, puluhan diplomat dan pejabat dari berbagai negara langsung meninggalkan ruangan sebagai bentuk protes, meninggalkan deretan kursi kosong yang mencolok di dalam aula sidang.
Delegasi dari sejumlah negara, termasuk Indonesia, Malaysia, Pakistan, Iran, Kuwait, Maladewa, dan Kuba, tercatat ikut serta dalam aksi walk out tersebut.
Tindakan itu menjadi sinyal penolakan keras terhadap sikap dan kebijakan Israel, khususnya terkait agresi militernya di Jalur Gaza.
BACA JUGA:Program MBG Tetap Berjalan, Pemerintah Pastikan Evaluasi Ketat
Dalam pidatonya yang bernada konfrontatif, Netanyahu menuding negara-negara Barat seperti Inggris, Prancis, Kanada, dan Australia, yang baru-baru ini mengakui keberadaan negara Palestina.
Ia menyebut langkah tersebut sebagai sebuah “tanda aib” yang menurutnya justru memberi hadiah kepada kelompok yang menggunakan kekerasan.
Di luar gedung PBB, ribuan massa menggelar aksi protes di Times Square, New York. Mereka menentang perang Israel di Gaza yang hingga kini telah memakan banyak korban jiwa dan menimbulkan krisis kemanusiaan.
Sementara di dalam ruang sidang, kursi-kursi kosong yang ditinggalkan para delegasi menjadi gambaran nyata betapa posisi Netanyahu semakin terisolasi di panggung diplomasi internasional.
BACA JUGA:Presiden Prabowo Anugerahkan Bintang Jasa Utama kepada Bill Gates di New York
Aksi walk out dramatis ini muncul di tengah meningkatnya tekanan global terhadap Israel.
Kampanye militer di Gaza telah menuai kritik tajam dari berbagai negara serta organisasi internasional karena dampak kemanusiaan yang ditimbulkannya.
Di sisi lain, keputusan sejumlah negara Barat untuk mengakui Palestina dinilai sebagai langkah simbolis untuk menekan Israel dan sekaligus menghidupkan kembali upaya menuju solusi dua negara.
Banyak pihak menilai bahwa pengakuan ini merupakan pesan jelas bahwa komunitas internasional semakin tidak bisa menoleransi kebijakan sepihak Israel.
BACA JUGA:Ramai Gerakan ‘Stop Tot-Tot Wuk-Wuk’, Korlantas Polri Hentikan Sementara Sirine dan Strobo