Menurut Luther, BYD mengadopsi sistem integrasi vertikal yang jarang dimiliki kompetitor. Hampir seluruh komponen utama diproduksi sendiri, mulai dari baterai Blade, motor listrik, hingga software pengendali.
Dengan begitu, biaya produksi bisa dikendalikan secara ketat tanpa ketergantungan pada pemasok pihak ketiga.
“Semua ada di bawah kendali kami, jadi struktur biaya kami memang rendah. Bahkan untuk distribusi global BYD punya kapal sendiri untuk mengirim kendaraan sehingga biaya logistik lebih hemat,” jelas Luther.
BACA JUGA:Berikut Ini Adalah 8 Mobil Listrik Mungil Favorit untuk Aktivitas Harian di Dalam Kota
Bahkan langkah ini juga yang membuat BYD mampu menerapkan skala ekonomi besar, meningkatkan efisiensi dan menjaga harga tetap kompetitif tanpa mengorbankan kualitas.
“Ini bukan sekadar strategi harga, tapi hasil dari proses internal yang terintegrasi,” tegas Luther.
Indonesia adalah salah satu pasar otomotif terbesar di Asia Tenggara, dengan tren elektrifikasi yang semakin kuat.
Harga EV yang lebih terjangkau membuat masyarakat lebih mudah beralih dari kendaraan berbahan bakar fosil. BYD tampaknya memahami momentum ini dengan baik.
BACA JUGA:8 Mobil Listrik Hatchback Terbaik yang Patut Masuk Daftar Belanja Anda Tahun Ini
Dengan harga mulai Rp195 juta jangkauannya hingga mencapai 380 kilometer (km) serta garansi panjang membuat BYD Atto 1 berpotensi menjadi game-changer di segmen mobil listrik entry-level.
Ditambah lagi, kehadiran infrastruktur pengisian daya yang terus berkembang membuat mobil ini semakin relevan untuk kebutuhan harian. (*)