
Langkah itu diambil ketika kondisi keuangan keluarga sedang menghadapi tekanan akibat naiknya suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) dan tidak adanya pemasukan tetap.
Alih-alih memanfaatkan simpanan uang tunai, emas menjadi andalan utama dalam menyelesaikan tanggungan finansial.
Pembelian emas dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan kemampuan saat itu—mulai dari nominal kecil sekalipun. Kedisiplinan dalam menabung emas inilah yang akhirnya membuahkan hasil besar.
Alih-alih membeli perhiasan yang kerap dipengaruhi tren dan nilai jual yang lebih rendah, logam mulia dipilih sebagai bentuk investasi. Selain lebih stabil, logam mulia juga lebih mudah dijual kembali saat dibutuhkan.
BACA JUGA:Demo Sengketa Lahan, Pemkot Bandar Lampung Siap Fasilitasi Massa dengan BPN
Keputusan untuk menjual emas pun dilakukan secara cermat, yakni saat harga emas tengah tinggi di pasaran.
Dalam situasi seperti ini, menjual emas ke toko emas lokal bahkan bisa memberikan nilai lebih tinggi ketimbang menjual ke produsen resmi, tergantung pada harga jual kembali yang ditawarkan.
Pengalaman ini menunjukkan bahwa strategi sederhana seperti menabung emas bisa menjadi kunci menuju kebebasan finansial.
Dengan konsistensi, kedisiplinan, dan perhitungan yang tepat, menabung emas bukan sekadar alternatif investasi, tetapi juga solusi realistis untuk mewujudkan rumah impian. (*)