Watu Parunu, Wisata dengan Akar Budaya

Kamis 03-07-2025,17:30 WIB
Reporter : Yayan Prantoso
Editor : Budi Setiawan
Watu Parunu, Wisata dengan Akar Budaya

Bahkan papan penunjuk arah menuju lokasi pun belum banyak ditemukan. Hal ini membuat Pantai Watu Parunu masih terjaga kealamiannya, tetapi sekaligus menjadi tantangan untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata yang berkelanjutan.

Sejauh ini, pantai tersebut lebih sering dikunjungi oleh wisatawan yang memang mencari ketenangan atau petualangan di tempat terpencil. 

Kondisi yang sepi, jauh dari keramaian, menjadikannya tempat yang cocok untuk mereka yang ingin menepi sejenak dari hiruk-pikuk kota. Apalagi saat sore menjelang, suasana berubah menjadi dramatis.

Langit yang perlahan berwarna jingga, berpadu dengan siluet tebing dan gulungan ombak, menciptakan panorama senja yang begitu menawan.

BACA JUGA:G-Land Banyuwangi: Ombak Dahsyat yang Mendunia

Tidak sedikit pengunjung yang datang hanya untuk menikmati keheningan sore hari, duduk diam menatap laut lepas sambil menyaksikan matahari perlahan tenggelam di cakrawala. 

Bagi sebagian orang, momen seperti ini lebih dari sekadar liburan. Ini adalah bentuk penyembuhan jiwa, tempat untuk berdialog dengan diri sendiri dalam balutan alam yang tak terusik.

Potensi wisata Watu Parunu sebetulnya sangat besar. Jika dikelola dengan konsep ekowisata yang melibatkan peran serta masyarakat lokal, pantai ini bisa menjadi destinasi unggulan di Sumba Timur. 

Apalagi tren wisata saat ini mulai bergeser dari wisata massal ke arah pengalaman personal dan autentik, yang bisa ditemukan di tempat-tempat sunyi seperti Watu Parunu.

BACA JUGA:Kuta Lombok, Surga Tenang di Selatan Pulau Seribu Masjid

Langkah awal bisa dimulai dengan pembangunan infrastruktur dasar seperti akses jalan yang lebih baik, fasilitas sanitasi, serta pelatihan bagi warga sekitar agar mampu menjadi pelaku wisata yang aktif. 

Promosi juga perlu digencarkan, baik melalui media sosial maupun kanal digital lainnya, untuk memperkenalkan keindahan pantai ini kepada khalayak yang lebih luas.

Pemerintah daerah bersama pihak swasta bisa bekerja sama untuk merancang kawasan wisata ini agar tetap ramah lingkungan. 

Pendekatan berbasis pelestarian akan menjaga keaslian lanskap pantai, sekaligus menjamin keberlanjutan ekosistem dan budaya lokal yang hidup di sekitarnya. 

BACA JUGA:Rammang-Rammang, Mahakarya Karst di Tanah Maros

Jika itu dilakukan, bukan tidak mungkin Watu Parunu akan sejajar dengan destinasi-destinasi lain di Nusa Tenggara Timur yang kini telah mendunia.

Kategori :

Terkait