
Keberhasilan Wayang Kulit dikenal dunia internasional tak lepas dari kekuatan ceritanya yang bersifat universal.
Meski berasal dari budaya lokal, pesan-pesan yang disampaikan dalam pertunjukan ini bisa diterima oleh siapa pun tanpa batasan agama, ras, atau budaya.
Hal ini menjadi alasan kuat mengapa Wayang Kulit layak dipertahankan dan diperkenalkan terus-menerus kepada generasi muda.
BACA JUGA:Kerajinan Tangan Kalimantan Timur: Menjaga Tradisi di Tengah Arus Zaman
Untuk menjaga eksistensinya, perlu keterlibatan aktif dari seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah, lembaga budaya, seniman, akademisi, hingga generasi muda harus bersinergi dalam merawat dan mengembangkan kesenian ini.
Pendidikan budaya di sekolah, pelatihan dalang muda, serta pementasan yang dikemas modern tanpa menghilangkan nilai aslinya bisa menjadi cara agar Wayang Kulit tetap hidup dan berkembang.
Kita semua memiliki tanggung jawab untuk melestarikan budaya yang sudah diwariskan oleh leluhur ini. Dengan menjaga keberadaan Wayang Kulit, kita bukan hanya melindungi seni pertunjukan, tapi juga melestarikan identitas bangsa.
Wayang Kulit adalah merupakan cerminan jati diri budaya Indonesia yang tidak boleh hilang ditelan waktu, apalagi digantikan oleh budaya asing yang tidak sesuai dengan nilai-nilai bangsa Indonesia.(*)