3. Gerabah Nepa
Di beberapa daerah pedalaman Aceh, seperti wilayah Gayo, masyarakatnya masih mempertahankan kerajinan gerabah yang disebut nepa. Terbuat dari tanah liat, nepa diolah menjadi berbagai alat rumah tangga seperti kendi, periuk, dan tempat air.
Proses pembuatan gerabah ini dilakukan secara manual, dimulai dari pembentukan tanah liat, pengeringan, hingga pembakaran dengan cara tradisional.
Walaupun sederhana, kerajinan ini menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat dan menjadi bukti keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun.
BACA JUGA:Mesikhat: Busana Tradisional Suku Alas di Aceh Tenggara
4. Sulaman Kasab Timbul
Salah satu hasil kerajinan kain khas Aceh adalah sulaman kasab timbul. Sulaman ini dibuat dengan benang emas atau perak yang dijahitkan di atas kain, lalu dilapisi bahan di bawahnya agar hasilnya tampak menonjol atau “timbul”.
Motif sulaman biasanya menggambarkan unsur alam seperti bunga, daun, atau simbol-simbol adat Aceh.
Karya ini banyak digunakan dalam pakaian adat, hiasan pelaminan, hingga kain penutup meja atau dinding dalam acara adat. Sulaman kasab timbul menunjukkan tingkat ketelitian dan kesabaran yang tinggi dari pengrajinnya.
BACA JUGA:Tari Seudati: Warisan Budaya Aceh yang Kaya Makna
5. Anyaman Daun Pandan dan Rumbia
Masyarakat pesisir Aceh memanfaatkan daun pandan dan daun rumbia untuk dijadikan bahan anyaman.
Daun-daun tersebut diproses dengan cara dikeringkan dan direndam, lalu dianyam menjadi berbagai bentuk seperti tikar, tas, topi, dan wadah penyimpanan.
Motif anyaman khas Aceh biasanya sederhana namun simetris, dan dibuat secara manual. Kerajinan ini mencerminkan pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia secara bijak dan menunjukkan kreativitas dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.
BACA JUGA:Tradisi Peusijuek: Warisan Budaya Religius Masyarakat Aceh
6. Ukiran Kaligrafi dari Kayu