MEDIALAMPUNG.CO.ID - Penjabat Sementara (Pj) Wali Kota Bandar Lampung, Budhi Darmawan, memimpin gerakan penanaman biopori yang diharapkan efektif mengurangi dampak banjir.
Program "Gerakan Seribu Biopori" ini dilaksanakan di Lapangan Baruna, Kecamatan Panjang, pada Rabu, 13 November 2024.
Budhi menyampaikan, penanganan banjir di Bandar Lampung membutuhkan berbagai upaya untuk pencegahan. "Hari ini, kita hadir di Kecamatan Panjang untuk memulai gerakan kolaborasi antara Pemerintah Pusat (BBWS Way Mesuji Sekampung), Pemprov, dan Pemkot. Langkah ini merupakan salah satu upaya dalam mengurangi dampak banjir di Bandar Lampung," ujarnya.
Ia menambahkan bahwa penanganan banjir bukan perkara mudah dan murah. Namun, dengan langkah-langkah yang dilakukan saat ini dan biaya yang relatif terjangkau, diharapkan gerakan ini dapat diikuti oleh masyarakat dan didukung oleh seluruh elemen, termasuk pelaku usaha. Pemerintah berencana melanjutkan program serupa di 20 kecamatan lainnya.
BACA JUGA:KPU Bandar Lampung Bakal Gelar Debat Kedua Calon Walikota
Sebelumnya, Budhi bersama BBWS telah melakukan normalisasi sungai di beberapa titik. Pada kesempatan kali ini, BBWS turut memberikan 40 set alat pembuat lubang biopori yang akan didistribusikan ke kecamatan-kecamatan terdampak banjir.
"Semoga biopori ini bisa efektif. Pada tahun 2007, Bandar Lampung pernah menanam puluhan ribu lubang biopori, namun kapasitasnya kini menurun. Dengan adanya biopori, air hujan bisa meresap ke dalam tanah, mengurangi genangan," jelas Budhi.
Sementara itu, Kepala BBWS Way Mesuji Sekampung, Roy Panahoman Pardede, menekankan bahwa penataan ruang untuk penyerapan air sangat diperlukan di Bandar Lampung yang padat pemukiman.
"Biopori idealnya dipasang di berbagai lokasi, terutama perkantoran, lapangan terbuka, dan taman. Kesulitan utama adalah ketika lahan tertutup paving block atau aspal, yang menyebabkan air hujan sulit meresap dan malah mengalir di permukaan," ungkap Roy.
BACA JUGA:Pemetaan Kerentanan Pangan, Kelurahan Kedaung Masuk Kategori Rentan Pangan
Untuk mendukung program ini, BBWS memberikan bantuan berupa mesin bor tanah dan bor listrik untuk melubangi pipa paralon.
"Satu unit mesin bor tanah berharga sekitar Rp1,5 juta, sementara satu set alat bor listrik bernilai sekitar Rp2 juta," tutupnya.