Selain restrukturisasi, BRI juga menerapkan prosedur write-off atau penghapusan buku untuk kredit macet.
Meskipun kredit tersebut dihapus dari pembukuan, BRI tetap melakukan penagihan, yang hasilnya tercatat sebagai pendapatan dari proses recovery.
“itu uang kita yang sudah kita cadangkan dan kita tarik balik,” tambah Sunarso.
Dengan proses ini, BRI memastikan agar kredit macet tetap memberikan kontribusi positif melalui pengembalian dana yang telah dialokasikan sebelumnya.
BRI telah membentuk model bisnis berbasis recovery yang berfokus pada segmentasi mikro.
Menurut Sunarso, model ini terbagi menjadi beberapa tahapan, mulai dari mencari dan menyaring kredit yang sehat di front end, memantau kualitas kredit di mid-end, hingga menyelesaikan kredit bermasalah di back end.
BRI memastikan bahwa semua tahapan ini bekerja selaras untuk mendukung tujuan besar bank dalam menjaga kualitas kredit dan mengurangi angka NPL.
Dengan pendekatan yang menyeluruh dan terstruktur, BRI mampu menjaga stabilitas finansial dan menghadirkan nilai tambah bagi para stakeholder.
Keberhasilan ini menempatkan BRI sebagai salah satu bank yang tidak hanya berfokus pada pertumbuhan kredit tetapi juga pada pengelolaan risiko yang efektif.