JAKARTA, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Bank Mandiri dalam beberapa tahun terakhir telah berhasil memaksimalkan peran digitalisasi untuk menunjang pertumbuhan bisnis.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi bahkan menyebut, penggunaan teknologi digital setidaknya diperkirakan mampu membawa Bank Mandiri jauh lebih efisien dan menghemat Rp 12 triliun di tahun 2023.
Bukan tanpa sebab, buah dari digitalisasi bank berlogo pita emas ini memang sudah terasa tahun lalu.
Bila merujuk Laporan Keuangan Bank Mandiri di tahun 2022, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) terlihat menurun hampir 10% dibandingkan tahun 2021 menjadi 57,35%, yang utamanya disebabkan oleh digitalisasi.
BACA JUGA:WCS dan DLH Lambar Gelar Lokalatih Guru dan Penggiat Lingkungan Hidup
Tidak hanya BOPO, rasio biaya dana atau yang biasa disebut Cost of Fund (CoF) Bank Mandiri pun kian efisien. Pada akhir tahun 2022 posisi CoF bank only perseroan telah melandai ke posisi 1,25%.
“Digitalisasi mendorong Bank Mandiri memiliki operational expenditure yang jauh lebih baik. Kalau kita lihat, secara cost of fund (CoF) kami terus bisa maintain di level rendah melalui serangkaian inovasi yang memudahkan nasabah dalam bertransaksi,” ujar Darmawan, Senin (6/2/2023).
Salah dua yang memberikan sumbangan terbesar pada digitalisasi perseroan yakni Super App Livin’ by Mandiri untuk nasabah ritel, dan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri khusus nasabah pengusaha alias wholesale.
Kehadiran kedua aplikasi ini terbukti mendongkrak pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) Bank Mandiri.
BACA JUGA:Aset Milik Pemkab Lambar Capai Rp1,969 Triliun
Sepanjang tahun 2022, DPK Bank Mandiri tumbuh 15,46% secara year on year (YoY) mencapai Rp 1.490,84 triliun.
Pencapaian tersebut didukung pula oleh kenaikan dana murah atau current account saving account (CASA) perseroan secara bank only mencapai Rp 926 triliun, naik 22% secara tahunan.
Pun, rasio CASA Bank Mandiri secara bank only ikut mencatatkan pertumbuhan impresif yang mencapai 77,64%, naik 365 basis poin (bps) YoY.
Praktis, melampaui rata-rata industri perbankan bahkan menjadi pertumbuhan CASA tertinggi di antara Kelompok Bank Modal Inti Minimum (KBMI) 4.
BACA JUGA:36 Tahun Mengabdi Untuk Pekon, Jamhuri Purna Tugas Dengan Istiqomah