MEDIALAMPUNG.CO.ID - Aksi politisi sayap kanan Swedia Rasmus Paludan membakar Al Quran menuai kecaman dari berbagai pihak di dunia.
Ini bukan pertama kalinya Rasmus Paludan melakukan aksi pembakaran Al Quran.
Ia tercatat pernah melakukan aksi serupa pada tahun 2019 dan tahun 2022.
Rasmus Paludan berdalih aksinya tersebut sebagai bentuk kebebasan berekspresi di Swedia.
BACA JUGA:Kunker ke Lambar, Gubernur Arinal Transit dan Silaturahmi di Sekolah Kopi
Selain itu, menurut Paludan aksi pembakaran Al Quran tersebut sebagai upaya untuk membantu Swedia melawan Islamisasi.
Rasmus Paludan diketahui melakukan aksinya di dekat kedutaan Turki di Stockholm dengan penjagaan ketat oleh kepolisian setempat.
Aksi tersebut terjadi di tengah aksi protes terhadap Turki dan tolak Swedia bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Aksi provokatif Paludan di depan kedubes Turki kali ini pun langsung mendapat respon keras dari Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
BACA JUGA:Imlek Cemburu
Dalam pernyataannya, Erdogan mengancam tidak akan pernah memberikan dukungan kepada Swedia untuk menjadi anggota Nato.
“Mereka yang mengizinkan penistaan agama seperti itu di depan kedutaan kami di Stockholm dan jelas tidak akan mendapatkan dukungan kami untuk menjadi anggotaan Nato,” kata Erdogan.
“Jika mereka tidak menghormati keyakinan agama Republik Turki atau Muslim, maka kalian tidak akan menerima dukungan apapun untuk mendapatkan keanggotaan Nato dari kami,” tegasnya.
BACA JUGA:Hadiah Kode Redeem FF Hari Ini Selasa 24 Januari 2023, Segera Klaim Skin Free Fire Gratis
Menanggapi pernyataan Erdogan, pihak Swedia menjelaskan bahwa pihaknya belum dapat mengomentarinya.