LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Telah terjadi adanya pungutan Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar Minyak (BLT BBM) oleh Jufri Aparat Pemangku Mutaralam l, Pekon Mutaralam, Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat.
Dan terkait mencuatnya kejadian itu, membuat peratin setempat Sutro Hamid gerah dengan langsung mengumpulkan seluruh jajaran, dengan menghadirkan petugas terkait seperti, Kasi Trantib Kecamatan Waytenong Gatot Hadiyanto, Babinkamtibmas, hingga seluruh Keluarga Penerima Manfaat (KPM) sebanyak Sebelas orang dari Pemangku Mutaralam l, untuk memastikan penyebab pungutan tersebut.
Dimana kata Sutro, dalam permasalahan itu Jufri tidak menampik mendapatkan uang dari para penerima dengan jumlah yang bervariasi antara Rp50 sampai Rp100 ribu lalu ada juga yang dimintanya.
Dalam musyawarah itu, secara tegas Sutro menyerahkan kepada Sebelas KPM terkait apa langkah yang harus diambil kepada Jupri, seperti uang yang telah diberikan dikembalikan. Namun seluruh KPM menolak dan ikhlas terkait uang yang sudah diberikan. Hanya saja para KPM meminta kedepan untuk tetap diperhatikan.
BACA JUGA:Wabah Covid-19 Melandai, Realisasi Pajak Hiburan di Lambar Over Target
Dan atas kejadian itu Sutro memastikan tidak ada istilah lagi adanya pemungutan, bahkan pemberian uang bantuan dari warga ke petugas di masa berikutnya. Dan jika hal itu masih terjadi konsekuensinya aparat terkait langsung dicopot dari jabatannya alias di berhentikan.
"Terkait kejadian ini saya berikan evaluasi kepada Aparat Pemangku Bapak Jupri dan jika kedepan terjadi lagi masalah seperti ini tidak ada evaluasi melainkan petugas langsung diberhentikan. Karena selama ini aparat pekon justru memberikan pelayanan gratis seperti dalam pengurusan administrasi," ungkapnya.
Sedangkan dikatakan Jufri pungutan BLT BBM dilakukannya tanpa ada perintah dari siapa pun melainkan hanya inisiatifnya. Yang diawali beberapa KPM usai pencairan BLT BBM sebesar Rp500 termasuk Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) di Kantor Pos memberinya sebagai bentuk terimakasih secara ikhlas karena selama pengurusan didampingi.
"Karena awalnya yang membagi saya enam KPM , muncul inisiatif saya minta ke Lima KPM lainnya agar rata memberi untuk saya beli minyak motor dan rokok. Saya tidak tahu kalau bakal jadi masalah seperti ini. Dan saya siap kembalikan tapi mereka mengatakan sudah ikhlas," katanya. (rin/mlo)