LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lambar memastikan seluruh sekolah di kabupaten beguai jejama sai betik ini pada tahun 2022 tidak mendapatkan program gerakan seniman masuk sekolah (GSMS), seperti halnya yang terjadi di tahun sebelumnya.
“Tahun ini Kabupaten Lampung Barat tidak mendapatkan program GSMS,” uangkap Kabid Kebudayaan Riyadi Andrianto, S.H mendampingi Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bulki Basri, S.Pd, Rabu (7/9/2022). Menurut dia, tahun ini dalam program GSMS hanya ada 25 provinsi yang mendapatkan program tersebut, dan dari 25 provinsi itu kabupaten di Provinsi Lampung yang mendapatkan program GSMS hanya di Kabupaten Pringsewu. Itu mengingat Kabupaten Pringsewu saat ini belum pernah mendapatkan program tersebut. “Program GSMS sangat positif dan bermanfaat bagi para siswa-siswi di sekolah. Yang dimana, dalam program GSMS ini para pelajar dituntut untuk berkreasi dengan didampingi langsung para seniman,” kata dia. BACA JUGA:Harga BBM Naik, Satlantas Polres Lambar Bagikan Beras ke Supir Angkutan Umum Dijelaskannya, program GSMS ini merupakan program Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Program ini bertujuan untuk menumbuhkan minat bakat peserta didik di bidang seni budaya. Selain itu juga untuk menjalin kerjasama yang bersinergi antara sekolah dengan para seniman, kemudian untuk menumbuhkan budaya sekolah yang sehat, menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan dan menguatkan karakter, yang pada gilirannya akan membentuk dan membangun sikap kreatif, apresiatif dan inovatif bagi anak didik. “Tujuan lainnya yaitu meningkatkan ekosistem sekolah yang berbudaya dan melestarikan (melindungi, mengembangkan, dan memanfaatkan) nilai budaya dan objek pemajuan kebudayaan,” ujar Riyadi Lebih jauh Riyadi mengatakan, untuk Kabupaten Lambar sudah tiga tahun mendapatkan program GSMS tersebut yaitu tahun 2019 untuk 21 sekolah, tahun 2020 untuk 20 sekolah dan tahun 2021 sebanyak 25 sekolah.“Jadi sudah ada 66 sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) yang mendapatkan program dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tersebut,” tandasnya. (lus/mlo)