Komisi II Minta Dishub Lakukan Rekayasa Lalulintas di Pasar Liwa

Medialampung.co.id - Komisi II DPRD Kabupaten Lampung Barat meminta kepada Dinas Perhubungan (Dishub) melakukan rekayasa lalulintas di Pasar Liwa Kecamatan Balikbukit, dimana pada saat-saat tertentu terjadi kesemrawutan kendaraan hingga menyebabkan kemacetan.

Anggota Komisi II Lina Marlina saat hearing pembahasan APBD Perubahan tahun anggaran 2020 bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang digelar di ruang kerja Komisi II tersebut mengungkapkan, sejumlah akses jalan yang berada di pasar Liwa mulai dari BRI Unit, hingga mengarah ke terminal kerap terjadi kemacetan, hal tersebut selain disebabkan karena kondisi jalan yang sempit, pengendara juga kerap memarkirkan kendaraan pada dua arah berlawanan. 

"Hampir setiap hari, kalau kita masuk dari BRI Unit itu macet, jalan kan sempit sementara banyak kendaraan yang memarkirkan kendaraan, karena itu saya minta kepada Dishub untuk melakukan rekayasa lalulintas dalam mengatasi masalah itu, salah satunya mungkin dengan menerapkan satu arah, " ungkap Lina Marlina. 

Ketua Komisi II Sarwani, SE., menambahkan, Dishub perlu segera menindaklanjuti masukan tersebut, jika masih terkendala anggaran untuk pengadaan pembatas jalan atau sarana pendukung untuk dilakukannya rekayasa lalulintas maka Dishub harus menugaskan anggotanya untuk mengatur lalulintas pada hari-hari tertentu. 

"Paling parahnya itu saat hari pasaran, jadi kami minta Dishub untuk menurunkan personelnya melakukan pengaturan lalulintas sehingga kemacetan yang kerap terjadi selama ini bisa teratasi. Semoga tahun depan memungkinkan pengadaan pembatas jalan atau sejenisnya untuk menerapkan rekayasa lalulintas," kata dia. 

Menanggapi masukan dari Komisi II, Kepala Dishub Lambar Hi. Jaimin, SIP., mengaku pihaknya akan melakukan pembahasan lebih lanjut.

"Terimakasih masukannya akan kami bahas lebih lanjut bersama pihak terkait, karen rekayasa lalulintas tentunya akan kami koordinasikan dengan pihak kepolisian dalam hal ini Satlantas Polres Lambar," imbuhnya. (nop/mlo)