Ketersediaan Makanan Jadi Penyebab Konflik Gajah Suoh Tak Kunjung Usai

Jumat 21-01-2022,11:40 WIB
Editor : Budi Setiyawan

Medialampung.co.id - Ketersediaan makanan di habitat aslinya yakni di Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menjadi salah satu penyebab kawanan gajah kerap meneror warga Kecamatan Suoh dan Bandarnegeri Suoh (BNS) Kabupaten Lampung Barat.

Selain itu, kurangnya pengetahuan masyarakat saat penggiringan mengakibatkan timbulnya konflik baru antar masyarakat. Hal tersebut diungkapkan Kepala Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lambar Padang Prio Utomo, SH., yang juga bersama personel lengkap bersama petugas gabungan. 

Menurutnya, saat ini masyarakat dibantu Satgas penangan konflik terus melakukan pemantauan dan penggiringan gajah agar menjauh dari pemukiman warga dengan memblokade pergerakan gajah.

"Upaya yang telah dilakukan yakni melakukan pemantauan pergerakan gajah dibantu oleh WCS (Wildlife Conservation Society) dan Pihak TNBBS, menunggu mahot/pawang dari Pemerihan untuk melakukan penggiringan kawanan gajah agar menjauh dari pemukiman warga, kami dari BPBD Lambar mengerahkan Pusdalops PB dan Satgas BPBD membuka dapur umum," ungkapnya. 

Selain itu, upaya yang dilakukan yakni dengan melakukan Pemetaan di wilayah terdampak dan pergerakan gajah, aparat kecamatan/pekon dan TNBBS juga diminta memberikan himbauan dan sosialisasi kepada masyarakat agar dapat menanam beberapa jenis pohon/reboisasi di pinggir lahan yang dilalui gajah. 

"Selanjutnya, penanaman pohon untuk pakan gajah dapat berupa pohon pisang, rumput gajah yang masa pertumbuhannya cepat dan menghasilkan, lalu berkoordinasi dengan Dinas Sosial agar dapat membantu logistik di dapur umum dan satgas-satgas yang membantu di lapangan," ujarnya. 

Untuk kegiatan blokade direncanakan 15 hari kedepan dengan lokasi yang telah ditentukan dan apabila belum dapat terselesaikan akan dimusyawarahkan kembali. 

"Dalam upaya blokade ini kebutuhan mendesak berupa mercon/Petasan untuk membantu saat penggiringan kawanan gajah dan bantuan Logistik dapur umum dan logistik untuk Satgas yang ada di lapangan," bebernya. 

Padang menambahkan, data hasil pemetaan di lapangan masyarakat terdampak 45 KK, untuk usulan bantuan yang diberikan berupa beras 20 KK dan paket lauk pauk dan mie instan 45 paket untuk 45 KK.

Untuk diketahui, penanganan konflik gajah tersebut juga melibatkan sejumlah elemen, antara lain Anggota DPRD Lambar, TNI, Polri, TNBBS, Satgas SAR, BPBD, aparat Kecamatan dan Aparat Pekon serta Masyarakat. (nop/mlo)

Tags :
Kategori :

Terkait