Edi Novial Minta Pembangunan PLTMH Way Besai Berdayakan Pekerja Lokal 

Jumat 11-03-2022,17:24 WIB
Editor : Budi Setiyawan

Medialampung.co.id - Ketua DPRD Lampung Barat (Lambar) Edi Novial, S.Kom., bersama Anggota Legislatif (Aleg) H. Herwan dan Sakri, S.Aq., meninjau lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Way Besai, di Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat 

Dalam kunjungan ketiga aleg sebagai bentuk dukungan terkait pemanfaatan potensi alam menjadi energi yang nantinya akan berguna bagi masyarakat banyak tersebut, didampingi Camat Sumberjaya Drs Dahlin, M.Pd., Lurah Tugusari Amir Syafarudin, S.E.

Disampaikan Edi Novial, pihaknya dan para rekan aleg bersama camat dan rombongan memantau dan melihat progres dari kegiatan itu, yang saat ini sedang proses pematangan lahan, diantaranya pembukaan badan jalan dan lain sebagainya.

Edi Novial sapaan akrab Bang Edi (BE) berharap dengan proyek PLMH pasti ada manfaat untuk semua. Dan mengingat itu merupakan proyek besar dan jangka panjang, diminta agar pihak perusahaan dapat memberdayakan masyarakat Kecamatan Sumberjaya dan lingkungan setempat sebagai tenaga kerja atau juga kedepannya menjadi karyawan. 

"Kita perlu bersyukur dengan karunia kekayaan alam seperti Sungai Way Besai ini, dapat bermanfaat. Dan mampu menciptakan tenaga kerja," ungkapnya.

Sebelumnya Forum Komunikasi Pemuda Pelajar dan Mahasiswa (FKPPM) Kecamatan Sumberjaya,meminta kepada PT. Adi Mitra Energi Hidro yang 49% kepemilikan sahamnya dimiliki oleh PT. TBS Energi Utama Tbk (TOBA), yang saat ini untuk kegiatan pelaksanaannya di lapangan dikerjakan oleh BUMN PT Wijaya Karya (PT. WIKA), untuk konsisten dengan komitmennya menggunakan sumberdaya lokal dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang memanfaatkan Daerah Aliran Sungai (DAS) Way Besai yang juga menjadi sumber air utama untuk Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Way Besai.

Hal ini disampaikan oleh Kordinator FKPPM, Anton Hilman, S.Si, bahwa sebagaimana informasi yang didapat pihaknya, tanggal 22 Maret tahun 2021 lalu, telah dilakukan Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) antara PT Adimitra Energi Hidro (AEH) dengan PT PLN sebagai BUMN Republik Indonesia.

Menurut perjanjian tersebut, PT AEH akan membangun PLTMH yang berlokasi di Pekon Waypetai Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, serta melakukan penjualan listrik kepada PT PLN selama 25 tahun.

Kapasitas produksi PLTMH tersebut adalah 2x3 Megawatt (6 juta watt yang dihasilkan dari dua pembangkit). Setelah 25 tahun PLTMH tersebut akan diserahkan dan menjadi milik negara melalui BUMN PT PLN.

Potensi pendapatan dari jual listrik ke PLN ini sekitar Rp20 miliar per tahun, jika selama 25 tahun sekitar Rp500 miliar pendapatan dari jual listrik tersebut.

Investasi yang dikucurkan untuk membangun PLTMH adalah sekitar 175-225 miliar. Proyek ini adalah bagian dari kerja mendukung program pemerintah membangun pembangkit listrik dengan target 35000 juta watt (35000 MW).

Terkait dengan hal tersebut, pembangunan yang direncanakan tiga tahun ini, diharuskan mengutamakan tenaga lokal untuk pelaksanaannya.

"Kami berharap bisa lebih dari 60% tenaga kerjanya dari warga Kecamatan Sumberjaya atau umumnya Lampung Barat, tentu dengan bertahap sesuai dengan jenis tenaga kerja yang dibutuhkan, orientasi perusahaan bukan hanya profit tapi harus memperhatikan pemberdayaan masyarakat sekitar," pintanya.

Ditambahkan oleh Anton, Sumberjaya punya pengalaman ikut membangun PLTA Way Besai yang jauh lebih besar dan sulit bahkan lebih rumit dari PLTMH. Sehingga tenaga kerja tersebut, tentu yang masih produktif, bisa menjadi prioritas untuk menjadi pekerja di pembangunan PLTMH tersebut. 

"Jika sampai tidak mengutamakan tenaga kerja lokal, nanti kita hanya menjadi penonton saja, listriknya dijual oleh perusahaan, mereka untung, kita tiap bulan bayar listrik ke PLN, Kabupaten Lambar juga karena bukan pemilik tidak dapat apa-apa, hanya sebatas Corporate Social Responsibility (CSR) yang setiap tahun diberikan hanya sedikit dari keuntungan perusahaan tegas," imbuh Anton.

Untuk itu pihaknya mengingatkan agar pihak perusahaan merespon dengan cepat dan bijak ketika ada warga sumberjaya yang bertanya, sehingga komunikasinya baik dan informasi akan tersampaikan dengan baik, dan itu dapat menghindari kesalah pahaman. 

"Ini harus informatif, jangan tertutup, bagian humas nya harus cepat dan bijak, karena ini di awal memulai pekerjaan sehingga masih banyak hal yang belum dan ingin diketahui warga," kata Anton.

Pihaknya, kata Anton sudah mendapat banyak pertanyaan terkait dengan proyek PLTMH tersebut, dari pertanyaan yang sifatnya akademik ilmiah bagaimana konsep PLTMH dan lokasinya yang sangat dekat dengan PLTA Way Besai sampai dengan pertanyaan yang menyangkut hak warga lokal untuk bisa menjadi prioritas bekerja di perusahaan tersebut. 

Anton akan coba menjembatani dan berkomunikasi kasi dengan pihak terkait khususnya perusahaan. Harus proaktif semua pihak, baik pemerintah kab dan pihak lainnya, pembangunan PLTMH ini harus menjadi anugrah lapangan kerja baru, memberikan tambahan penghasilan baru kepada masyarakat sekitar yang juga sudah banyak pengalaman pernah bekerja dulu membangun PLTA Way Besai.

Dia menegaskan, akan mengajak pihak lainnya untuk mengawal proses ini, sehingga tenaga kerja lokal yang dilibatkan dalam pembangunan PLTMH ini terealisasi sesuai dengan harapan. kita akan terus memantau ini, mengikuti perkembangan dan mencari informasi, untuk memastikan pihak perusahaan konsisten dengan komitmennya menggunakan tenaga kerja lokal dengan jumlah mayoritas. 

"Bupati kita Hi Parosil Mabsus sudah menyampaikan, harapannya himbauan agar mengutamakan menggunakan tenaga kerja lokal. Jika ada kerjaan yang orang lokal mampu tapi diabaikan, itu tidak arif dan tidak bijaksana, kami akan bereaksi jika hal tersebut terjadi. Kami bukan LSM, bukan Ormas hanya forum diskusi anak-anak sumberjaya, yang kami sampaikan ini adalah suara warga, suara saudara-saudara kami, bukan kepentingan pribadi kami," papar Anton. (rin/mlo)

Tags :
Kategori :

Terkait