Disprindag Pemprov Gelar Kegiatan Pasar Lelang Komoditi di Lambar

Selasa 21-12-2021,14:57 WIB
Editor : Budi Setiyawan

Medialampung.co.id - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disprindag) Pemerintah Provinsi Lampung bekerjasama dengan Dinas Koperasi UKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Lambar menggelar kegiatan pasar lelang komoditi di Aula Kagungan, Selasa (21/12).

Pertemuan tersebut dihadiri Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI Himawan Purdadi, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Wasisno Sembiring, Kepala Diskoprindag Lambar Sugeng Raharjo, Kabid Perdagangan Sri Hartati, petani dan UMKM. 

Selain ofline, pasar lelang ini juga dilaksanakan secara zoom, yang diikuti peserta lelang dan buyer dari daerah lain seperti Provinsi Banten, Bengkulu, Riau dan kabupaten/kota se-Lampung. 

Pada pertemuan itu, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi juga melakukan uji coba penggunaan sistem pasar lelang terpadu (SPLT) secara online

Kabid Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung Zimmy Skil mengungkapkan, maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan pasar lelang komoditi tersebut untuk memfasilitasi atar petani/kelompok tani/gapoktan dengan para pembeli potensial, meningkatkan nilai tambah dan nilai tawar produk hasil pertanian Provinsi Lampung serta efisiensi pasar dan terciptanya transparansi pembentukan harga. Serta memperpendek mata rantai perdagangan komoditas.

“Adapun komoditi pada kegiatan pasar lelang ini berupa beras, kopi, sayur mayur dan hortikultura yang dijual secara offline dan online,” ungkap Zimmy.

Di lain pihak, Kabid Perdagangan Diskoperindag Lambar Sri Hartati, mendampingi Kepala Diskoperindag Sugeng Raharjo, mengatakan, dengan adanya kegiatan pasar lelang komoditi tersebut diharapkan dapat memutus mata rantai perdagangan yang panjang, yaitu dari produsen/petani ke pengepul/tengkulak ke pedagang agen, kemudian ke pedagang eceran/pedagang pasar baru sampai ke konsumen, jadi harga jual dari petani lebih murah atau rendah tapi sampai ke tangan konsumen harga sudah cukup tinggi karena melalui rantai perdagangan yang panjang.

“Kita berharap dengan adanya pasar lelang dapat memutus mata rantai sehingga petani/produsen langsung menjual ke konsumen, sehingga petani/gapoktan dapat bernegosiasi harga dengan calon pembeli/buyer. Dengan harapan petani kita mendapatkan harga yang terbaik dari para buyer,” tegas Sri. (lus/mlo)

Tags :
Kategori :

Terkait