Cerita Kapus Pajarbuan Berjuang Melawan Covid-19

Jumat 22-01-2021,17:00 WIB
Editor : Budi Setiyawan

Medialampung.co.id - Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Pajarbulan, Kecamatan Waytenong, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) Tetty Susanti, S.St, M.Kes, yang saat ini tengah menjalani isolasi mandiri setelah dinyatakan terkonfirmasi Covid-19 menyampaikan pesan sosial dalam upaya memotivasi masyarakat untuk kuat menghadapi situasi yang terjadi.

Dikonfirmasi awak media ini via Whatsapp (WA). Yetty berbagi cerita tentang kondisi yang dialaminya. Pihaknya mengawali cerita, dengan mengajak masyarakat yang dinyatakan terpapar virus setelah di swap, harus menerima bahwa terpapar, karena virus tersebut memang sangat membahayakan. 

Dan setelah bisa menerima kondisi itu, maka harus bisa berpikir langkah-langkah apa yang akan ambil untuk pencegahan, termasuk bagi pasien yang tanpa gejala untuk melakukan proses penyembuhan.

Dimana, dalam penyembuhan memang membutuhkan dukungan, serta membatasi diri dengan berita (informasi) di luar tentang pasien  sehingga menimbulkan rasa cemas.

Selain itu patuh dengan apa yang dikonsumsi misalnya pemakaian obat-obatan. Dan makanan, guna meningkatkan daya tahan tubuh dan pengobatan. 

Pihaknya juga mengajak untuk hindari stress, dengan mengupayakan diri selalu bahagia, walaupun sedang menghadapi kondisi yang mungkin tengah membuat stress. Karena keadaan itu dapat menurunkan imunitas tubuh.

Kemudian melakukan olahraga, jika perlu melihat di youtube, berjemur, senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT, untuk ketenangan jiwa. Bahkan bisa menciptakan rutinitas lainnya selama isolasi. 

Diakui Yetty, Isolasi adalah masalah yang berat tetapi tidak terlihat karena saat isolasi tidak semua orang mempunyai cara berpikir yang sama dengan lainnya. 

Karena saat isolasi begitu banyak yang terabaikan, khususnya  bagi orang-orang yang menuntut agar orang patuh dengan isolasi tersebut.

[caption id="attachment_152613" align="aligncenter" width="780"] Satgas Pekon Waypetai saat kunjungi Yetty[/caption] Diakuinya, kebutuhan perhatian dan kepedulian sangatlah penting karena orang isolasi tetap harus melangsungkan hidupnya. Karena ada pasien terkonfirmasi tanpa gejala diisolasi, sehingga dia tetap bisa melakukan aktivitas. Dan memenuhi kebutuhannya sendiri 

Dan ada yang diisolasi tetapi dengan kondisi bergejala atau sakit yang butuh orang untuk memenuhi kebutuhannya contohnya untuk makan, seperti yang dialaminya.

Menurutnya pasien Covid-19 butuh imun yang tinggi untuk proses kesembuhannya. Dan tidak semua pasien mau berterus terang dengan kondisi kesulitannya, serta tidak semua pasien isolasi mempunyai alat komunikasi. 

Karena itu dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk berpikir positif dan peduli dengan orang-orang  yang terkena Covid-19. 

Yetty sendiri mengakui dirinya, mulai merasakan sakit sejak tanggal 2 Januari saat cek typus dan diberikan pengobatan tidak ada perubahan. 

Tiga hari kemudian tepatnya Tanggal 5 Januari, dia mengikuti rapid test dan hasilnya non reaktif, akan tetapi kondisi sakitnya belum juga ada perubahan.

Maka pada Tanggal 12 Januari atau satu minggu kemudian, ia mengikuti swab PCR, dan Tanggal 18 Januari keluar hasil dia dinyatakan positif Covid-19. 

Yetty pun langsung isolasi, karena selama sakit  dirinya hanya Dua kali keluar rumah yaitu saat swab dan saat cek darah. 

[caption id="attachment_152616" align="aligncenter" width="1280"] Rekan medis dari Puskesmas Sumberjaya saat mengunjungi Yetty dari luar rumahnya[/caption] Dia pun menceritakan, Keluhan yang dialaminya selama sakit. Badan panas tidak terlalu tinggi dari tanggal 2 Januari sampai dengan tanggal 19 Januari.

Hilang penciuman selama Lima hari, dan mengalami nyeri tenggorokan saat menelan sampai seperti tercekik selama Lima hari.

Mengalami mual dari tanggal 2 Januari  sampai dengan Tanggal 19 Januari,  mengalami diare selama satu minggu, juga mengalami batuk, sakit kepala, lesu dan kadang-kadang sesak nafas.

"Alhamdulillah keadaan itu dapat saya atasi dengan berpikir positif, sejak Tanggal 19 Januari kondisi saya terus membaik dan dapat beraktifitas dalam rumah," katanya. 

Yetty menyampaikan tindakan yang dilakukannya menjalankan pengobatan sesuai anjuran dokter, dengan mengkonsumsi obat kimia maupun herbal. 

"Aku berpikir untuk menginformasikan kepada seluruh masyarakat melalui WhatsApp, bahwa diriku positif Covid-19 dengan tujuan agar memotivasi masyarakat untuk berpikir positif dan tidak perlu takut dan cemas mengakui bahwa kita terpapar virus corona.

Karena dengan kita tidak mengakui kondisi tersebut  rasa takut cemas akan lebih besar dan akan menyebabkan lebih banyaknya orang terpapar virus tersebut. Bahkan sangat besar potensi keluarga kita sendiri pun akan terpapar akibat kita tidak mematuhi hal tersebut karena tidak semua orang terpapar virus covid mempunyai daya tahan tubuh yang kuat. 

Sehingga akan menimbulkan gejala ringan bahkan gejala berat. Jadi sayangilah orang-orang  disekitar kita," ajaknya. 

Karena Covid-19 bukan penyakit aib tapi disebabkan oleh virus yang dapat menular dan dalam waktu 14 hari. Virus tersebut akan mati dan virus covid tidak akan berada di tubuh kita seumur hidup.

"Dengan kita berbesar hati untuk mengakui bahwa kita terpapar virus corona maka kita akan lebih banyak mendapatkan doa, support, dukungan dan perhatian dari orang-orang sekeliling kita," katanya.

Walaupun diakuinya. Sanksi sosial Lambar memang masih ada, begitu ada warga dinyatakan covid maka warga tersebut akan merasa dikucilkan. tetapi mari belajar kembali untuk berpikir positif karena dengan mendapat sanksi sosial orang akan menjauh dari  dan pasien pun mendapatkan waktu untuk dapat beristirahat memulihkan kondisi. (r1n/mlo)

Tags :
Kategori :

Terkait