Disway Awards

Situs Kolam Wudlu Bersejarah Masjid Agung Demak

Situs Kolam Wudlu Bersejarah Masjid Agung Demak

Sebagai salah satu peninggalan bersejarah Masjid Agung Demak, Kolam Wudlu bukan hanya menyimpan cerita masa lalu, tetapi juga menjaga warisan spiritual yang tetap hidup hingga sekarang. -Foto Instagram@emmanoonikh-

MEDIALAMPUNG.CO.IDMasjid Agung Demak sudah lama dikenal sebagai salah satu pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa. 

Di area masjid bersejarah ini, terdapat sebuah bagian penting yang sering luput dari perhatian banyak pengunjung, yaitu Kolam Wudlu—sebuah kolam tua yang diyakini sudah ada sejak awal pendirian masjid oleh Raden Fatah pada akhir abad ke-15. 

Kolam ini bukan sekadar sarana bersuci, tetapi juga bagian dari perjalanan spiritual dan budaya yang diwariskan oleh para Wali Songo.

BACA JUGA:Jagung Goreng Marning, Camilan Murah Meriah yang Melegenda

Asal-Usul Kolam Wudlu dan Nilai Simbolisnya

Sejak Masjid Agung Demak berdiri, kebutuhan sarana bersuci menjadi perhatian utama. Wudlu merupakan syarat sahnya seseorang untuk melaksanakan salat, sehingga menyediakan tempat untuk membersihkan diri adalah hal yang sangat penting. 

Atas dasar itulah para pendiri masjid membuat Kolam Wudlu sebagai fasilitas umum yang memudahkan jamaah.

Namun, bagi masyarakat Jawa pada masa itu, air tidak hanya berfungsi secara fisik, tetapi juga mengandung makna spiritual. Mereka percaya bahwa air adalah unsur penyuci yang menghubungkan alam, manusia, dan Sang Pencipta. 

Karena itu, wudlu di kolam ini dipandang bukan hanya sebagai ritual membersihkan anggota tubuh, tetapi juga sebagai simbol pembersihan hati. Keyakinan ini masih bertahan hingga sekarang—tak sedikit pengunjung yang menganggap air kolam tersebut memiliki berkah atau tuah tertentu.

BACA JUGA:KUR BRI 2025, Akses Cara Daftar, dan Panduan Cek Status Pengajuan Secara Online

Arsitektur dan Desain yang Sarat Makna

Jika diamati, Kolam Wudlu Masjid Agung Demak tampak sederhana, tetapi memiliki pesan mendalam. Bentuk kolam yang simetris mencerminkan ajaran Islam tentang keseimbangan hidup. 

Batu-batu merah yang digunakan sebagai dinding kolam mengingatkan kita pada gaya bangunan klasik Jawa yang bersahaja namun kuat.

Di bagian tepi kolam terdapat pancuran-pancuran air yang dulunya digunakan jamaah untuk membasuh wajah, tangan, dan kaki. 

BACA JUGA:Heboh Isu Pejabat Pemprov Lampung Mundur, Ini Kata Kepala BKD

Penataan pancuran secara berjajar memungkinkan beberapa orang berwudlu secara bersamaan, melambangkan nilai kebersamaan dan kesetaraan dalam Islam. 

Pagar batu rendah yang mengelilinginya berfungsi menjaga keteraturan dan kebersihan area kolam.

Arsitektur kolam ini juga menjadi contoh harmonisasi budaya Jawa dengan ajaran Islam. Wali Songo dikenal sangat bijak dalam menyampaikan Islam melalui pendekatan budaya lokal. 

Salah satu wujudnya dapat dilihat dari desain kolam yang memadukan nilai estetika Jawa dengan fungsi keagamaan yang islami.

BACA JUGA:Data SSGI Bikin Kaget, Stunting Lampung Barat Melonjak Jadi 20,5 Persen

Makna Spiritual bagi Jamaah dan Peziarah

Meski zaman telah berubah, Kolam Wudlu tetap menjadi bagian penting dalam pengalaman keagamaan di Masjid Agung Demak. Banyak orang datang bukan hanya untuk berwudlu, tetapi juga untuk merasakan suasana spiritual yang diyakini turun-temurun membawa ketenangan.

Pada momen-momen istimewa dalam kalender Islam—seperti Maulid Nabi atau malam 1 Suro—para pengunjung memadati area ini. Mereka percaya bahwa berwudlu di kolam tersebut dapat membawa keberkahan, terlebih bila dilakukan dengan niat mendekatkan diri kepada Allah. 

Bagi sebagian jamaah, momen itu menjadi saat untuk merenung dan mempersiapkan diri sebelum masuk ke dalam masjid, seolah membersihkan hati sebelum bertemu Sang Pencipta.

BACA JUGA:Protein Susu Kedelai dan Manfaatnya bagi Tubuh

Upaya Pelestarian sebagai Cagar Budaya

Sebagai bagian dari kompleks Masjid Agung Demak, Kolam Wudlu mendapat perhatian besar dari pemerintah daerah dan masyarakat. 

Tim pelestarian rutin membersihkan lumut, menjaga kejernihan air, serta merawat susunan batu agar tetap kokoh. Aturan-aturan bagi pengunjung juga diberlakukan untuk menjaga kebersihan area kolam.

Upaya ini penting mengingat kolam tersebut bukan hanya fasilitas ibadah, tetapi juga artefak sejarah yang mewakili kejayaan awal penyebaran Islam di Nusantara. Tanpa perawatan yang baik, nilai sejarah maupun spiritualnya bisa memudar.

BACA JUGA:Gubernur Mirza Serukan Penguatan Peran Guru di HUT PGRI dan Hari Guru Nasional

Daya Tarik Wisata Religi

Kolam Wudlu Masjid Agung Demak kini menjadi bagian dari destinasi wisata religi yang banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah. 

Selain ingin melihat langsung peninggalan Wali Songo, pengunjung juga ingin merasakan nuansa historis yang tidak ditemukan di tempat lain.

Bagi sebagian peziarah, membasuh wajah atau mengambil air dari kolam ini adalah pengalaman yang menyentuh batin. 

BACA JUGA:Toyota Hybrid 2025: Daftar Model yang Bikin Publik Terpukau

Banyak yang menjadikan momen tersebut sebagai kesempatan untuk berdoa, memohon ketenangan, atau sekadar merenung. 

Tidak jarang mereka mengabadikan suasana di sekitar kolam yang damai dan penuh nilai historis.

Kolam ini menjadi bukti bahwa interaksi antara manusia, sejarah, dan spiritualitas bisa hidup berdampingan. 

Setiap tetes air yang jatuh dari pancuran kolam seolah mengingatkan kita pada jejak para pendakwah Islam yang membangun peradaban dengan penuh kearifan.

BACA JUGA:Baru 18 Koperasi Merah Putih di Bandar Lampung Miliki Gerai Usaha, Dinas Koperasi Targetkan Peningkatan

Sebagai salah satu peninggalan bersejarah Masjid Agung Demak, Kolam Wudlu bukan hanya menyimpan cerita masa lalu, tetapi juga menjaga warisan spiritual yang tetap hidup hingga sekarang. 

Ia menjadi pengingat bahwa ibadah bukan hanya ritual, tetapi perjalanan untuk menyucikan hati dan jiwa. 

Di tengah perkembangan zaman, keberadaan kolam ini tetap memberi makna bagi para jamaah, peziarah, maupun pecinta sejarah budaya Islam di Indonesia. (*)

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: