BAB Encer Tanpa Diare: Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya dengan Tepat
BAB encer tidak selalu identik dengan diare atau penyakit serius. - Foto freepik--
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Buang air besar dengan konsistensi feses yang lebih encer kerap memicu kekhawatiran dan sering langsung diasosiasikan dengan diare. Padahal, perubahan tekstur tinja tidak selalu menandakan gangguan serius pada sistem pencernaan.
Dalam banyak kasus, BAB encer terjadi tanpa peningkatan frekuensi buang air besar, tanpa nyeri hebat, serta tidak disertai tanda kehilangan cairan tubuh.
Kondisi ini umumnya bersifat ringan dan sementara. Faktor pemicunya sering kali berasal dari pola hidup sehari-hari, bukan akibat infeksi.
Dengan memahami penyebabnya secara menyeluruh, seseorang dapat mengambil langkah penanganan yang tepat tanpa panik berlebihan.
BACA JUGA:Zinc Pyrithione: Senjata Ampuh Lawan Ketombe dan Iritasi Kulit
Perbedaan BAB Encer dan Diare yang Perlu Dipahami
BAB encer merujuk pada perubahan tekstur tinja yang menjadi lebih lembek atau cair, namun belum tentu memenuhi kriteria diare. Diare biasanya ditandai dengan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari, disertai mulas, kram perut, mual, muntah, atau demam, serta berisiko menimbulkan dehidrasi.
Sebaliknya, BAB encer tanpa diare umumnya hanya terjadi satu hingga dua kali sehari, tidak mengganggu aktivitas harian, dan jarang disertai keluhan berat.
Perbedaan ini penting dipahami karena diare memerlukan penanganan khusus, sedangkan BAB encer ringan sering kali dapat membaik dengan penyesuaian pola makan dan gaya hidup.
BACA JUGA:Jangan Abaikan Neutrofil Tinggi, Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius
Penyebab Umum BAB Encer Tapi Bukan Diare
Perubahan pola dan jenis makanan menjadi salah satu pemicu paling sering. Konsumsi serat tinggi secara mendadak, seperti buah dan sayuran mentah, dapat mempercepat pergerakan usus.
Makanan pedas, berlemak, serta minuman berkafein juga berpotensi merangsang kerja usus sehingga feses menjadi lebih encer.
Intoleransi atau sensitivitas terhadap makanan tertentu juga berperan. Beberapa orang sensitif terhadap laktosa, gluten, atau pemanis buatan. Kondisi ini tidak selalu menimbulkan diare, tetapi cukup memengaruhi proses penyerapan di usus sehingga tekstur tinja berubah.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




