Misteri Sungai Amazon: Rahasia yang Tak Pernah Habis di Jantung Hutan Dunia
Misteri Sungai Amazon mengguncang batas antara mitos dan sains modern--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Sungai Amazon bukan sekadar sungai terbesar di dunia, tetapi juga jantung kehidupan dan misteri planet ini.
Mengalir lebih dari 6.400 kilometer melintasi sembilan negara di Amerika Selatan, Amazon menyimpan kisah tentang alam liar, peradaban kuno, dan fenomena yang hingga kini masih sulit dijelaskan sains modern.
Dengan volume air yang menyumbang hampir seperlima dari total air tawar dunia, Sungai Amazon menjadi sumber daya alam yang luar biasa.
Namun, di balik keagungannya, Amazon menyimpan teka-teki geologis dan biologis yang masih memancing rasa penasaran para ilmuwan.
BACA JUGA:Pandemi Digital: Ketika Dunia Online Menjadi Tantangan Kesehatan Baru
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa alur Sungai Amazon sempat mengalir ke arah barat jutaan tahun lalu, menuju Samudra Pasifik, sebelum berbalik ke arah timur seperti sekarang.
Pergeseran arah sungai ini disebabkan oleh pergerakan lempeng Andes, menjadikannya salah satu fenomena geologi paling dramatis di Bumi.
Hutan dan sungai Amazon menjadi rumah bagi jutaan spesies tumbuhan dan hewan, sebagian besar belum pernah dideskripsikan oleh sains.
Dari ikan arapaima raksasa hingga lumba-lumba merah muda sungai (boto), keanekaragaman hayati di wilayah ini seolah tak berujung.
BACA JUGA:Teknologi Genom: Mengetahui Penyakit Sejak Sebelum Lahir
Namun, di balik kekayaan biologinya, terdapat kisah misterius yang diwariskan oleh penduduk asli Amazon. Mereka percaya pada makhluk penjaga sungai seperti Encantado roh air yang dapat berubah menjadi manusia.
Mitos ini, bagi sebagian peneliti, mungkin berakar pada pertemuan masa lalu dengan spesies unik yang kini sulit dijelaskan.
Salah satu misteri paling mencengangkan dari Sungai Amazon bukan hanya tentang alamnya, tetapi juga jejak peradaban manusia.
Selama bertahun-tahun, para arkeolog beranggapan bahwa hutan Amazon tidak pernah menjadi tempat lahirnya kota besar karena tanahnya miskin unsur hara.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




