Sains di Balik Cuaca: Mengapa Hujan Bisa Turun?

Sains di Balik Cuaca: Mengapa Hujan Bisa Turun?

Hujan bukan sekadar air yang jatuh dari langit, melainkan hasil kerja sama antara panas matahari, angin, udara, dan awan--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Setiap kali langit mulai mendung dan tetes-tetes air jatuh ke bumi, kita menyebutnya hujan.

Namun, tahukah kamu bahwa fenomena alam sederhana ini sebenarnya merupakan hasil dari proses ilmiah yang sangat kompleks dan menakjubkan? Mari kita bahas bagaimana hujan terbentuk dan mengapa ia menjadi bagian penting dari kehidupan di Bumi.

Hujan adalah bagian dari Siklus hidrologi — sistem alami yang mengatur pergerakan air di Bumi.

Proses ini dimulai ketika sinar matahari memanaskan permukaan laut, sungai, dan danau. Panas tersebut membuat air menguap dan berubah menjadi uap air yang naik ke atmosfer.

BACA JUGA:Olahraga dan Fisika Tubuh: Bagaimana Gerakan Bisa Jadi Energi Sehat

Ketika uap air ini mencapai lapisan udara yang lebih dingin, ia mengalami proses kondensasi, berubah menjadi titik-titik air kecil yang membentuk awan.

Semakin banyak uap air yang naik dan terkondensasi, semakin padatlah awan tersebut hingga siap menurunkan hujan.

Awan bukan hanya sekumpulan uap air, tetapi terdiri dari jutaan butir air atau kristal es mikroskopis yang mengapung di udara. Dalam awan, butiran ini sering bertabrakan, bergabung, dan tumbuh menjadi lebih besar.

Ketika ukuran butir air menjadi terlalu berat untuk ditahan oleh udara, gaya gravitasi menariknya ke bawah — inilah yang kita sebut sebagai hujan.

BACA JUGA:Teknologi sebagai Guru Baru: Bagaimana Digitalisasi Mengubah Dunia Edukasi

Jika suhu di bawah awan sangat dingin, butir air dapat membeku dan turun sebagai salju atau es. Namun, di wilayah tropis seperti Indonesia, suhu hangat membuat hujan turun dalam bentuk air.

Ilmu meteorologi mengenal beberapa jenis hujan berdasarkan penyebabnya, antara lain:

  • Hujan konvektif, terjadi akibat pemanasan udara di permukaan bumi yang kuat, umumnya disertai petir dan berlangsung singkat.
  • Hujan orografis, muncul ketika udara lembap dipaksa naik ke pegunungan dan mengalami pendinginan.
  • Hujan frontal, terbentuk akibat pertemuan dua massa udara berbeda suhu yang saling bertabrakan.

Masing-masing memiliki karakteristik unik yang memengaruhi pola cuaca di berbagai wilayah.

BACA JUGA:Jejak Zaman: Sains di Balik Kehebatan Candi Borobudur

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: