Legenda Cabo Pui dan Batu Ajaib dari Papua
Kisah Cabo Pui, pencarian batu ajaib, dan pengorbanannya yang mengubah nasib Kampung Kayo Batu, Papua-Ilustrasi AI-
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di sebuah kampung bernama Kayo Batu, yang terletak di pesisir Papua, penduduknya hidup dari bertani dan menangkap ikan. Dahulu, kampung ini makmur. Tanahnya subur, lautnya kaya hasil.
Namun, semuanya berubah. Hujan tak lagi turun, tanaman mengering, laut sepi ikan. Warga mulai kesulitan makan dan hidup dalam penderitaan.
Di tengah situasi tersebut seorang pemuda bernama Cabo Pui. Ia bukan pemimpin, akan tetapi kepeduliannya sangat besar. Suatu malam, ia bermimpi aneh.
Ia melihat batu pipih bersinar dan tanah merah yang digunakan untuk membuat gerabah. Dalam mimpinya, kampung mereka berubah menjadi makmur kembali.
BACA JUGA:Ketua DPRD Lampung Utara Siap Fasilitasi Aksi Damai Tolak Armada Batu Bara
Keesokan pagi, Cabo menceritakan mimpinya kepada adiknya, Tiaghe. Ia yakin mimpi itu adalah petunjuk. Ia kemudian memutuskan untuk pergi mencari batu ajaib serta tanah merah demi keselamatan kampungnya.
Sebelum pergi, ia berpesan kepada Tiaghe agar memperhatikan tanda dari alam. Jika tanda itu muncul, Tiaghe harus menyusul ke Tanjung Suaja.
Dengan semangat dan doa, Cabo berangkat bersama anjing kesayangannya, Abu. Mereka melintasi sungai, hutan, dan bukit. Perjalanan itu tidak mudah. Lelah dan lapar selalu mengiringi mereka. Namun, Cabo tidak menyerah.
Mereka tiba di sebuah kampung bernama Abar. Warga di sana ramah dan menyambutnya, termasuk seorang pria bernama Abo. Cabo melihat warga membuat gerabah dari tanah.
BACA JUGA:Erika Carlina Maafkan Nathalie Holscher: Tak Pernah Kenal Secara Personal
Ia pun ingin belajar, tapi para tetua adat menolak karena ia bukan bagian dari kampung tersebut. Meski kecewa, Cabo tidak marah dan memilih untuk melanjutkan perjalanannya.
Cabo dan Abu lalu mendaki bukit lebih tinggi ke arah utara. Akhirnya, mereka sampai di sebuah tempat bernama Ormu, kampung batu.
Di sana, batu-batu besar dikerjakan dan dipahat. Di sebuah gua, Cabo melihat batu pipih yang bersinar mirip dengan batu dalam mimpinya.
Ia pun menemui kepala kampung bernama Sirwai dan menjelaskan tujuannya. Sirwai mendengarkan dengan saksama.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:




