Kisah Berdirinya Samudera Pasai oleh Sultan Malik Al Saleh
Sultan Malik Al Saleh, dikenang sebagai tokoh yang membawa perubahan besar melalui penyatuan kekuatan politik dan penerimaan Islam sebagai dasar kerajaan. - Foto [email protected]
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Kerajaan Samudera Pasai dikenal sebagai kerajaan Islam pertama di Nusantara. Berdiri sekitar tahun 1267 M, kerajaan ini mencapai masa keemasannya pada abad ke-13 hingga 15 M sebelum runtuh akibat serangan Portugis pada 1521.
Pendiri kerajaan adalah Marah Silu, seorang tokoh lokal Aceh yang kemudian memeluk Islam dan bergelar Sultan Malik Al Saleh.
Sebagai pusat perdagangan dan penyebaran Islam di Selat Malaka, Samudera Pasai memainkan peran besar dalam perjalanan sejarah Nusantara.
Artikel ini mengulas asal-usul kerajaan, sosok pendirinya, perjalanan kejayaan, hingga masa keruntuhannya.
BACA JUGA:Tari Tanggai: Sejarah, Makna, Busana, dan Ragam Geraknya
Awal Berdirinya Kerajaan Samudera Pasai
Catatan musafir seperti Marco Polo dan Ibnu Battutah menunjukkan bahwa Pasai telah menjadi pusat perdagangan pada akhir abad ke-13. Marco Polo, yang singgah pada 1292, menyebutkan keberadaan sebuah kerajaan Islam yang berkembang pesat di kawasan tersebut, menandakan bahwa Samudera Pasai telah berdiri sebelum akhir abad itu.
Tokoh utama di balik berdirinya kerajaan ini adalah Marah Silu. Ia memeluk Islam melalui dakwah ulama dari luar, seperti Syaikh Ismail dan Fakir Muhammad yang berasal dari India. Setelah memeluk Islam, Marah Silu bergelar Sultan Malik Al Saleh dan menjadi raja pertama Samudera Pasai.
Beberapa sumber menyebutkan keterlibatan Nazimuddin Al Kamil, laksamana Mesir dari era Kesultanan Mamluk, yang diduga menunjuk Marah Silu sebagai pemimpin karena dinilai mampu memperkuat jaringan perdagangan dan posisi Islam di Pasai. Terlepas dari versi yang berbeda, semua sumber sepakat bahwa Sultan Malik Al Saleh adalah pendiri dan penguasa pertama kerajaan.
BACA JUGA:Gembus dan Gesek: Makanan Tradisional Jawa Tengah dengan Sejarah Panjang
Perkawinan Politik dan Penguatan Kerajaan
Untuk memperkuat legitimasi dan memperluas kekuasaan, Sultan Malik Al Saleh menikah dengan putri dari Kerajaan Perlak, salah satu kerajaan Islam tertua di Aceh. Melalui pernikahan ini, kedua wilayah menyatu dan melahirkan entitas politik bernama Samudera Pasai.
Nama “Samudera Pasai” menggabungkan dua wilayah utama, yakni Samudera dan Pasai, yang menjadi pusat kekuasaan kerajaan tersebut.
Setelah Sultan Malik Al Saleh wafat pada 1297, kekuasaan dilanjutkan oleh putranya, Sultan Muhammad atau Malik Al Tahir, yang memerintah hingga 1326 M.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





