Pesona Wisata Air Banjarnegara, Alternatif Liburan Alam di Jawa Tengah
Telaga Dringo merupakan salah satu telaga yang cukup populer di kalangan wisatawan. / Foto --- instagram @warawiriindonesia--
BACA JUGA:Peragesu 2025, Panggung Kreativitas dan Promosi UMKM di Gedung Surian
Sungai Serayu dikenal sebagai salah satu sungai terbesar di Jawa Tengah dengan panjang aliran sekitar 181 kilometer. Alirannya melewati beberapa kabupaten, yakni Wonosobo, Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, hingga bermuara di Cilacap. Sungai ini sejak lama menjadi nadi kehidupan masyarakat karena airnya membuat lahan pertanian di sekitarnya subur, sekaligus menghasilkan pasir dan batu yang dimanfaatkan untuk kebutuhan ekonomi.
Di luar fungsi utama tersebut, Sungai Serayu juga berkembang menjadi destinasi wisata. Arung jeram di sungai ini semakin diminati oleh wisatawan yang mencari pengalaman liburan menantang.
Kondisi arus yang relatif aman bagi pemula menjadikan Serayu sebagai salah satu lokasi rafting populer di Jawa Tengah. Dengan begitu, sungai ini tidak hanya memberi manfaat ekologis dan ekonomi, tetapi juga memiliki nilai wisata yang besar.
BACA JUGA:Gubernur Mirza Tinjau Hari Pertama Siswa Sekolah Rakyat Masuk Asrama
Air terjun lain yang menarik perhatian adalah Curug Pitu. Nama “pitu” diambil dari bahasa Jawa yang berarti tujuh, karena curug ini memiliki tujuh tingkatan. Untuk sampai ke tingkatan paling atas, pengunjung harus menempuh perjalanan dengan berjalan kaki melewati jalan setapak yang cukup sempit. Meski membutuhkan tenaga ekstra, pemandangan yang ditawarkan di setiap tingkatan membuat lelah segera terbayar.
Bagi wisatawan yang tidak ingin mendaki seluruh tingkatan, tersedia kolam alami di bagian bawah air terjun.
Kolam ini sering dimanfaatkan untuk berendam atau bermain air bersama keluarga. Suasana sekitar yang masih asri membuat Curug Pitu cocok untuk melepas penat sekaligus menikmati suasana alam pedesaan.
BACA JUGA:2.446 Desa di Lampung Jadi Sasaran Penguatan Tata Kelola Dana Desa
Jika mencari telaga dengan ukuran terbesar di kawasan Dieng, maka Telaga Merdada adalah jawabannya. Telaga ini berada di antara Bukit Pangonan dan Bukit Semurup, sehingga panorama sekitarnya terlihat semakin indah. Yang unik, telaga ini tidak memiliki sumber mata air alami. Seluruh air yang mengisi telaga berasal dari curahan hujan.
Fenomena ini membuat kondisi telaga sangat dipengaruhi oleh musim. Saat musim hujan, air akan melimpah dan menciptakan pemandangan luas dengan latar perbukitan hijau. Sebaliknya, ketika musim kemarau tiba, air menyusut dan dasar telaga dapat terlihat jelas.
Hal tersebut justru menjadi daya tarik tersendiri, karena wisatawan bisa menyaksikan perbedaan lanskap antara musim penghujan dan kemarau.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:





