Suku Asmat: Jejak Leluhur dan Tradisi Sakral dari Papua

Suku Asmat bukan hanya sekadar kelompok etnis, tetapi simbol warisan budaya yang mengajarkan harmoni antara manusia dan alam. - Foto:Instagram@geoensiklopedia--
BACA JUGA:Kai Divre IV Tanjung Karang Terima 13 Lokomotif Baru Untuk Angkutan Barang
Jew tidak boleh dibangun sembarangan. Proses pembangunannya melibatkan ritual dan upacara khusus yang dilakukan oleh tetua adat.
Selain itu, meski rumah ini dikhususkan untuk laki-laki, dalam beberapa kesempatan tertentu, perempuan boleh masuk, seperti saat pertemuan besar atau upacara adat yang melibatkan seluruh komunitas.
Kehadiran Jew memperlihatkan betapa kuat dan tertatanya sistem sosial masyarakat Asmat.
Di dalamnya, generasi muda dibimbing agar tetap menjaga nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para leluhur mereka.
BACA JUGA:Polresta Bandar Lampung Musnahkan Narkotika Senilai Rp 6,86 Miliar, Selamatkan 63 Ribu Jiwa
Tarian dan Nyanyian Sebagai Media Komunikasi Spiritual
Selain ukiran, kesenian lain yang juga penting dalam kehidupan Asmat adalah tarian dan nyanyian adat.
Seni ini bukan sekadar hiburan, tetapi menjadi bagian dari ritual untuk berkomunikasi dengan roh leluhur.
Saat ada peristiwa penting seperti panen, kedatangan tamu, atau upacara penghormatan, masyarakat Asmat akan menampilkan tarian dan nyanyian dengan iringan alat musik tradisional.
BACA JUGA:Tiga LSM Lampung Apresiasi Langkah Kejagung Usut Dugaan Suap, Dua Pimpinan PT SGC Dicekal
Gerakan tari yang ditampilkan biasanya mencerminkan kisah hidup, semangat perjuangan, atau permohonan berkah kepada alam.
Begitu pula dengan lirik lagu-lagu yang dinyanyikan, mengandung doa, nasihat, dan pesan-pesan warisan leluhur.
Hingga kini, tradisi seni Asmat tetap hidup dan terus diturunkan kepada generasi muda.
Meski pengaruh luar mulai masuk ke wilayah mereka, namun masyarakat Asmat tetap mempertahankan warisan ini dengan rasa bangga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: