Tarian Selamat Datang Suku Dani: Wujud Keakraban dari Lembah Baliem

Tarian Selamat Datang Suku Dani: Wujud Keakraban dari Lembah Baliem

Tarian selamat datang ini juga memperlihatkan betapa kuatnya ikatan antar anggota masyarakat. - Foto: Instagram@tmy.mottoh --

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di tengah bentangan pegunungan Papua yang memukau, tepatnya di wilayah Wamena, hidup sebuah komunitas adat yang memiliki tradisi unik dalam menyambut tamu. 

Suku Dani, sebagai salah satu suku asli di Lembah Baliem, memperlihatkan kearifan lokalnya melalui sebuah tarian penyambutan yang sarat makna dan semangat persaudaraan. 

Tarian ini bukan sekadar hiburan, melainkan simbol dari penerimaan dan penghargaan terhadap para tamu yang datang ke wilayah mereka.

Tradisi ini biasanya digelar saat tamu luar datang berkunjung ke desa. Tidak ada panggung atau peralatan musik modern, hanya suasana alami dengan lantunan lagu tradisional yang dinyanyikan langsung oleh masyarakat.

BACA JUGA:Tim Kecamatan Jatiagung Sambangi Desa Sinar Rezeki guna Monev DD Tahap I

Tarian dilakukan di tanah lapang, dan pesertanya kebanyakan adalah perempuan. Mereka berkumpul membentuk lingkaran, saling bersahut-sahutan dengan lagu yang berisi harapan baik dan rasa syukur.

Gerakan tarinya tidak rumit, lebih menonjolkan kekompakan dan ekspresi wajah yang penuh kebahagiaan. 

Kehadiran tamu dianggap sebagai kehormatan, dan tarian ini menjadi cara terbaik untuk menunjukkan keterbukaan serta keramahan masyarakat suku Dani. 

Semangat gotong royong sangat terasa, karena semua anggota komunitas terlibat langsung dalam proses penyambutan.

BACA JUGA:Tips Ampuh dan Aman untuk Melegakan Hidung Tersumbat

Pada pertengahan tarian, para pria pun turut bergabung. Mereka membawa perlengkapan khas seperti tombak atau busur panah, namun bukan untuk menunjukkan kekuatan, melainkan sebagai lambang kesiapan menjaga dan melindungi tamu. 

Kehadiran para pria menambah semarak suasana, membuat tarian menjadi lebih energik dan meriah.

Selain menari dan bernyanyi, sesekali terdengar teriakan atau yel-yel yang menambah semangat seluruh peserta. Semuanya dilakukan secara alami, tanpa skenario atau pelatih khusus. 

Masing-masing orang mengikuti irama dan rasa yang muncul secara spontan. Inilah keunikan dari tarian tradisional ini—tulus, jujur, dan penuh makna.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: