Jepang Ciptakan Bahan Bakar Netral Karbon dari Limbah Kayu dan Kertas Daur Ulang
Jepang kembangkan bioetanol dari limbah kayu dan kertas untuk solusi energi netral karbon-Ilustrasi: Freepik.com-
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Sejumlah produsen otomotif besar asal Jepang—seperti Toyota, Nissan, Mazda dan Subaru kini bersatu dalam upaya inovatif menciptakan bahan bakar alternatif berbasis limbah nonpangan, seperti serbuk kayu, rumput liar, hingga kertas daur ulang.
Proyek kolaboratif ini juga melibatkan perusahaan energi terkemuka ENEOS, dengan tujuan mengembangkan bahan bakar sintetis rendah emisi karbon yang dapat menjadi pelengkap, bahkan alternatif, bagi kendaraan listrik (EV).
Inisiatif ini difokuskan pada produksi bioetanol generasi kedua, yaitu etanol yang dihasilkan dari biomassa lignoselulosa—bahan yang tidak bersaing dengan sektor pangan seperti jagung atau tebu.
Etanol ini nantinya akan dicampurkan dengan bensin untuk menghasilkan campuran bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.
BACA JUGA:Pompa BBM Bermasalah, Ford Recall Lebih dari 850 Ribu Kendaraan di AS
Uji coba awal akan dilakukan pada ajang balap Super Taikyu Jepang, khususnya di kelas ST-Q yang memang ditujukan untuk kendaraan eksperimental dan netral karbon.
“Fokus kami adalah menekan emisi karbon dioksida dari bahan bakar kendaraan berbasis mesin pembakaran. Untuk itu, dukungan masyarakat sangat penting, bahkan jika biaya produksinya lebih tinggi,” ujar Yuichiro Fujiyama, Chief Technology Officer ENEOS, dikutip dari Carscoops, Senin (14 Juli 2025).
Upaya Jepang ini sejalan dengan pendekatan negara-negara seperti Brasil yang sukses menerapkan teknologi flex-fuel—yakni kendaraan yang mampu menggunakan campuran bensin dan etanol dalam berbagai rasio.
Sistem ini terbukti mampu menurunkan ketergantungan terhadap bahan bakar fosil dan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.
BACA JUGA:Honda Batalkan Produksi SUV Listrik Besar, Alihkan Fokus ke Mobil Hybrid dan EV Menengah
Ternyata pabrikan Jepang percaya bahwa pendekatan multi jalur adalah kunci dalam mencapai target netralitas karbon pada 2050, bahkan tanpa harus mengorbankan fleksibilitas dan infrastruktur kendaraan yang sudah ada.
Dalam konteks ini, bahan bakar netral karbon menjadi solusi praktis, terutama untuk kendaraan konvensional yang masih mendominasi populasi global.
“Isu lingkungan harus dihadapi dari berbagai arah. Mobil adalah produk dengan daya tarik besar, dan kita harus menawarkan solusi yang beragam, termasuk bahan bakar netral karbon,” jelas Tetsuo Fujinuki, CTO Subaru.
Meski tren kendaraan listrik terus berkembang pesat, banyak ahli menilai bahwa transisi energi tidak dapat hanya bergantung pada EV.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:

