Ferrari Tunda Mobil Listrik Kedua hingga 2028: Strategi atau Keraguan Pasar?

Ferrari terpaksa menunda rencana realisasi mobil listrik kedua karena pasar yang kecil.//Foto:DOK/Carscoops.--
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Di tengah gelombang elektrifikasi industri otomotif global, ternyata Ferrari justru memilih langkah yang tidak biasa yaitu dengan menunda peluncuran mobil listrik keduanya hingga tahun 2028 mendatang.
Keputusan ini menandai perubahan strategi dari pabrikan supercar asal Maranello, Italia, yang tampaknya lebih memilih pendekatan hati-hati ketimbang terjun langsung mengikuti arus.
Penundaan ini dipicu oleh lemahnya respons pasar terhadap supercar listrik.
Meski penjualan mobil listrik secara global meningkat—menurut data International Energy Agency (IEA), penjualan EV global mencapai lebih dari 14 juta unit pada 2024—namun segmen supercar justru belum menunjukkan antusiasme serupa.
BACA JUGA:Mobil Listrik vs Hybrid: Mana Pilihan Cerdas di Era Ramah Lingkungan?
CEO Rimac Automobili yang juga sebagai pemain besar di segmen hypercar listrik, Mate Rimac bahkan secara terbuka sudah menyatakan bahwa saat ini konsumen masih belum sepenuhnya yakin terhadap pengalaman emosional yang ditawarkan mobil listrik performa tinggi.
“Suara mesin, getaran, dan sensasi perpindahan gigi masih menjadi elemen yang tak tergantikan bagi penggemar supercar,” ujarnya dalam sebuah wawancara.
Diketahui selama ini Ferrari sudah dikenal dengan mesin V8 dan V12 yang bukan hanya bertenaga, tapi juga menghadirkan suara khas yang menjadi bagian dari identitas merek ternamanya.
Bahkan, mobil model seperti 812 Superfast, Roma hingga SUV Purosangue masih tetap mengandalkan mesin bensin berkapasitas besar. Bahkan, Ferrari 12Cilindri yang baru saja diperkenalkan tetap mempertahankan mesin V12 konvensional—sebuah sinyal kuat bahwa Ferrari belum siap melepas warisan performa konvensionalnya.
BACA JUGA:Smart Features, Smart Ride: Ketika Motor Jadi Asisten Digital
Meski mobil listrik keduanya ditunda, proyek EV pertama Ferrari tetap dijadwalkan meluncur pada 2026.
Model ini diproyeksikan sebagai kendaraan flagship berteknologi tinggi, diproduksi secara terbatas, dan ditujukan untuk kolektor atau pelanggan loyal kelas atas.
Namun, rencana untuk menghadirkan model listrik kedua yang lebih terjangkau dan massal kini dikaji ulang menyusul rendahnya potensi pasar.
Banyak analis menilai keputusan Ferrari sebagai strategi jangka panjang yang cermat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: