8 Tips Memilih Stasiun Pengisian Mobil Listrik yang Tepat

8 Tips Memilih Stasiun Pengisian Mobil Listrik yang Tepat

Memilih SPKLU yang tepat agar mobil listrik Anda terisi cepat dan efisien-Foto Freepik-

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Seiring meningkatnya popularitas mobil listrik di Indonesia, ketersediaan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) menjadi faktor penting untuk menunjang mobilitas harian maupun perjalanan jarak jauh. 

Namun, tidak semua SPKLU cocok untuk semua pengguna. 

Karena itu, penting untuk diketahui cara memilih stasiun pengisian daya yang sesuai dengan kebutuhan mobil listrik Anda dan jenis kendaraan yang digunakan.

Berikut ini delapan tips penting untuk memilih SPKLU yang tepat dan membuat pengalaman berkendara Anda lebih nyaman dan efisien:

BACA JUGA:Cara Cek Tagihan Listrik PLN Pascabayar dan Prabayar, Apa Bedanya?

1. Kenali Jenis Pengisi Daya yang Tersedia

SPKLU menawarkan berbagai jenis charger dengan daya dan kecepatan pengisian yang berbeda. Pemahaman tentang jenis pengisi daya ini akan membantu Anda memilih stasiun yang sesuai dengan kemampuan kendaraan Anda.

Level 1 (AC, 120V): Pengisian daya lambat, biasa digunakan di rumah dengan listrik standar. Diperlukan 2–5 jam untuk menempuh 100 km. Cocok untuk pengisian semalaman.

Level 2 (AC, 240V): Umum ditemukan di tempat publik seperti mal atau kantor. Pengisian penuh memerlukan 4–8 jam, biasanya menggunakan konektor J1772 atau Type 2.

BACA JUGA:8 Cara Efektif Menghilangkan Bau Ketiak agar Tetap Percaya Diri

DC Fast Charging (DCFC) merupakan salah satu alat yang bisa digunakan untuk melakukan pengisian ultra cepat yang cocok bagi pengguna yang sedang melakukan perjalanan jauh.

Hanya butuh 20 hingga 40 menit untuk mencapai 80% kapasitas baterai dan umumnya hanya menggunakan konektor CCS, CHAdeMO atau Tesla Supercharger.

Pastikan Anda mengetahui jenis konektor dan daya maksimum yang didukung mobil Anda. 

Salah satu contohnya yaitu mobil Hyundai Ioniq 5 yang sudah menggunakan konektor CCS, sementara untuk mobil Wuling Air EV umumnya masih tetap menggunakan Type 2.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: