Denada Soroti Kisruh Royalti dan Hak Cipta: Momentum untuk Belajar dan Berbenah

Denada soroti pentingnya hukum hak cipta dan kolaborasi antar pelaku musik-Foto Instagram@denadaindonesia-
BACA JUGA:Natasha Rizky Tegaskan Mobil Baru Bukan Hadiah dari Desta, Murni dari Usaha Pribadi
Ia merasa tidak memiliki informasi yang cukup mengenai persoalan tersebut dan memilih untuk fokus pada hal-hal yang lebih konstruktif.
Isu hak cipta dan royalti memang sedang menjadi perbincangan hangat.
Salah satu penyebab meningkatnya perhatian publik terhadap persoalan ini adalah munculnya ketegangan antara dua organisasi besar di dunia musik Tanah Air, yakni Asosiasi Komposer Seluruh Indonesia (AKSI) dan Vibrasi Suara Indonesia (VISI).
Kedua organisasi tersebut memiliki fokus perjuangan yang berbeda. AKSI membela kepentingan para pencipta lagu dan mendorong perlindungan hukum yang lebih tegas, sedangkan VISI cenderung mendukung pelaku pertunjukan seperti penyanyi dan penyelenggara konser yang merasa terbebani oleh sistem pembayaran royalti saat ini.
BACA JUGA:Gisella Anastasia Pilih Cinta Brian, Roy Angkat Bicara: Itu Pilihannya
Puncak polemik ini terjadi setelah keputusan Pengadilan Niaga Jakarta Pusat pada Februari 2025 yang mewajibkan seorang penyanyi ternama membayar ganti rugi sebesar Rp1,5 miliar kepada pencipta lagu "Bilang Saja" karena dinilai menggunakan karya tersebut tanpa izin resmi.
Keputusan ini mendapat tanggapan beragam. VISI menganggapnya sebagai ancaman terhadap kebebasan berekspresi musisi, sementara AKSI menyambutnya sebagai langkah maju dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran hak cipta.
Di tengah perpecahan opini ini, Denada memilih untuk tidak terjebak dalam konflik antar-kelompok. Ia lebih tertarik untuk mendorong kolaborasi dan dialog yang dapat mempertemukan berbagai kepentingan dalam satu tujuan bersama.
Ia juga menilai bahwa edukasi tentang hak cipta sangat penting, khususnya bagi para musisi muda. Dengan pemahaman yang baik sejak awal, mereka diharapkan dapat tumbuh menjadi pelaku seni yang sadar hukum dan bertanggung jawab.
BACA JUGA:Putus Nyambung, Alyssa dan Al Ghazali Siap Menikah Tahun Ini
Denada percaya bahwa meskipun perubahan sistem membutuhkan waktu dan proses, dengan komitmen bersama, industri musik Indonesia dapat mengalami transformasi positif.
Menurutnya, masa depan industri musik akan jauh lebih cerah jika seluruh pemangku kepentingan bersedia duduk bersama, mendengarkan satu sama lain, dan mencari solusi terbaik yang tidak merugikan satu pihak pun.
Sikap Denada yang tenang, suportif, dan konstruktif menunjukkan bahwa seorang seniman tidak hanya berkarya di atas panggung, tetapi juga bisa ikut berperan dalam membentuk masa depan industri musik melalui sikap yang bijak dan pemahaman yang mendalam terhadap isu-isu penting seperti hak cipta dan royalti. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: