Pelestarian Budaya Dayak dari Barito Timur Dengan Mengenal Museum Lewu Hante

Pelestarian Budaya Dayak dari Barito Timur Dengan Mengenal Museum Lewu Hante

Museum Lewu Hante juga menyediakan fasilitas pendukung yang membuat kunjungan semakin nyaman. Foto: Instagram@waluh_photostudio--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kalimantan Tengah, tepatnya di Kabupaten Barito Timur, terdapat sebuah tempat yang tidak hanya menyimpan benda-benda bersejarah, tetapi juga menjadi simbol pelestarian budaya suku Dayak—Museum Lewu Hante. 

Terletak di Kelurahan Taniran, Kecamatan Benua Lima, museum ini menjadi salah satu pusat wisata edukatif yang memperkenalkan kekayaan budaya lokal kepada masyarakat luas.

Museum ini menempati lokasi yang cukup mudah dijangkau, berada dekat dengan jalan utama penghubung Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan. Dari tugu perbatasan Barito Timur dan Tabalong, museum ini hanya berjarak sekitar 200 meter. 

Akses dari pusat kota Tamiang Layang pun terbilang mudah, baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.

BACA JUGA:Jika Manusia Punah, Siapa yang Akan Menguasai Bumi?

Ciri khas Museum Lewu Hante terletak pada arsitektur bangunannya yang berbentuk rumah betang, yaitu rumah adat masyarakat Dayak. rumah betang merupakan bangunan panggung memanjang yang biasanya dibangun dari kayu ulin. 

Selain unik secara visual, rumah ini menyimbolkan kehidupan sosial masyarakat Dayak yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan gotong royong.

Di dalam museum, pengunjung dapat melihat langsung berbagai benda budaya tradisional. Koleksinya meliputi alat musik seperti sape dan gong, senjata khas seperti mandau, pakaian adat, hingga peralatan rumah tangga tradisional. 

Semua benda dipajang dengan penjelasan singkat yang memberikan informasi tentang sejarah dan fungsi masing-masing.

BACA JUGA:Sambal Dadak Bikin Nasi Hangat Terasa Lebih Menggoda, 5 Menit Langsung Jadi!

Tak hanya menampilkan benda-benda budaya, museum ini juga difungsikan sebagai tempat kegiatan edukatif. Ada ruang khusus untuk kegiatan belajar, pelatihan kerajinan tangan, hingga diskusi budaya. 

Salah satu program favorit pengunjung adalah pelatihan anyaman bambu, yang mengajarkan teknik tradisional khas masyarakat Dayak kepada para peserta.

Untuk memberikan pengalaman budaya yang lebih hidup, museum kerap mengadakan pertunjukan seni. Tarian tradisional seperti Tari Giring-Giring dan Tari Mandau sering ditampilkan dalam acara-acara khusus, terutama saat akhir pekan atau hari libur. 

Selain itu, sesi bincang budaya turut diadakan sebagai wadah berbagi pengetahuan tentang sejarah lokal, cerita rakyat, dan nilai-nilai adat yang diwariskan secara turun-temurun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: