Ketika Tawa Menjadi Mimpi Buruk: Mengapa Suara Tertawa Bisa Terasa Menyeramkan?

Ketika Suara Tawa dari Film Horror Membuat Kita Merinding-Ilustrasi: Canva@Budi Setiawan-
MEDIALAMPUNG.CO.ID – Tawa umumnya dianggap sebagai simbol kebahagiaan, keakraban, dan suasana santai.
Namun, ada kalanya suara tawa justru memunculkan perasaan tidak nyaman, bahkan ketakutan.
Fenomena ini tidak asing bagi masyarakat Indonesia yang akrab dengan cerita-cerita horor, seperti suara tawa kuntilanak yang menggema di tengah malam.
Lantas, mengapa sesuatu yang identik dengan keceriaan bisa berubah menjadi momok yang menakutkan?
BACA JUGA:Warna Terang Siput Laut: Mekanisme Canggih Melawan Ancaman di Lautan
Menurut sosiolog Margee Kerr dari University of Pittsburgh, rasa takut muncul ketika realitas tidak sesuai dengan ekspektasi.
Dalam bukunya Scream: Chilling Adventures in the Science of Fear, Kerr menjelaskan bahwa ketegangan mental terjadi saat kita mengalami hal-hal yang tidak lazim.
Contohnya bisa dilihat dalam film horor yang menampilkan anak-anak dengan perilaku menyeramkan—berlawanan dengan citra mereka yang biasanya polos dan ceria.
Begitu pula dengan suara tawa yang muncul dalam situasi yang tidak wajar, seperti tawa nyaring di tempat sepi atau saat seseorang sedang melakukan tindakan kejam.
BACA JUGA:Pando, Organisme Terbesar di Bumi Mulai ‘Bersuara’ Lewat Proyek Seni dan Sains
“Orang tidak seharusnya menunjukkan kebahagiaan ketika melakukan kejahatan,” jelas Kerr.
Ketika kita mendengar tawa dalam konteks yang kelam atau penuh kekerasan, otak kita secara otomatis memberi sinyal bahaya.
Contoh paling terkenal adalah karakter Joker dari berbagai film, yang tertawa histeris sambil menimbulkan kekacauan.
Begitu juga dengan tokoh-tokoh menyeramkan dalam film horor lokal, seperti kuntilanak yang tertawa cekikikan. Alih-alih menenangkan, suara tawa mereka justru menghadirkan rasa ngeri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: