Gas Berperan Besar dalam Bauran Energi PLN, Dominasi Batu Bara Masih Kuat

Gas Berperan Besar dalam Bauran Energi PLN, Dominasi Batu Bara Masih Kuat

Ilustrasi energi listrik-Foto Freepik-

MEDIALAMPUNG.CO.ID – Dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik nasional, PT PLN Energi Primer Indonesia (EPI) mencatatkan bahwa gas kini menyumbang sekitar 20% dari total bauran energi mereka. 

Meski kontribusinya cukup besar, dominasi batu bara tetap belum tergoyahkan, menguasai sekitar 70% dari keseluruhan sumber energi pembangkit yang digunakan oleh perusahaan listrik negara tersebut.

Seiring berjalannya waktu, PLN EPI terus memanfaatkan berbagai sumber energi untuk menjaga stabilitas pasokan listrik nasional. 

Gas alam, termasuk gas alam cair (LNG), menjadi andalan penting setelah batu bara, diikuti oleh sumber lain seperti tenaga air, panas bumi, dan tenaga surya. 

BACA JUGA:Bandara Ahmad Yani Semarang Kembali Menyandang Status Internasional

Meskipun belum sepenuhnya bergeser ke energi terbarukan, komitmen perusahaan terhadap diversifikasi sumber energi perlahan mulai tampak.

Sepanjang tahun 2025 ini, penggunaan gas untuk pembangkit listrik diperkirakan akan mencapai 1,5 miliar kaki kubik per hari (MMSCFD). 

Angka ini menunjukkan bagaimana PLN berupaya mengoptimalkan sumber daya yang ada, termasuk batu bara, air, dan panas bumi, sebelum akhirnya mengandalkan gas sebagai solusi alternatif.

Menariknya, konsumsi gas PLN menyerap sekitar 40% dari total penggunaan gas domestik di Indonesia, atau setara dengan 30% dari keseluruhan produksi nasional. 

BACA JUGA:Tetap Kompak Setelah Bercerai, Gisel Akui Bersyukur Punya Hubungan Baik dengan Gading Marten

Data ini menegaskan peran strategis PLN dalam menjaga keseimbangan kebutuhan energi tanah air.

Meski gas masih berasal dari sumber energi fosil, PLN tidak tinggal diam. Perusahaan terus mendorong pengembangan pembangkit berbasis energi baru terbarukan (EBT). 

Dalam operasionalnya, pembangkit gas seringkali digunakan sebagai "penjaga cadangan" — solusi cepat untuk menjaga pasokan listrik tetap stabil, terutama ketika pembangkit energi terbarukan seperti tenaga surya dan tenaga air tidak dapat memenuhi permintaan secara mendadak.

Pembangkit berbasis gas dinilai memiliki keunggulan dalam hal respons cepat, sesuatu yang sangat dibutuhkan untuk mendukung transisi ke arah penggunaan energi terbarukan secara lebih luas di masa depan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: