Penyebab Keracunan Massal di Novotel Diduga Makanan dari Luar Hotel

Penyebab Keracunan Massal di Novotel Diduga Makanan dari Luar Hotel

Puluhan karyawan PT Bukit Asam keracunan usai menyantap makanan di Hotel Novotel Lampung--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kasus keracunan massal yang melibatkan 30 karyawan anak perusahaan PT. Bukit Asam Lahat, Sumatera Selatan, di Hotel Novotel Bandar Lampung, kini sedang diselidiki oleh Unit Tipidter Satreskrim Polresta Bandar Lampung.

Kanit Tipidter Satreskrim Polresta Bandar Lampung, Ipda Wahyu Hidayat, mengungkapkan bahwa penyidik telah mengumpulkan sejumlah sampel sebagai bahan penyelidikan

Sampel tersebut mencakup sisa makanan seperti nasi goreng, makanan laut (seafood), dan kopi yang disajikan oleh pihak Hotel Novotel kepada para korban.

“Kami juga mengambil sampel muntah dan tinja (fases) dari empat korban yang sempat dirawat di Rumah Sakit Budi Medika, Bandar Lampung,” jelas Wahyu. 

BACA JUGA:Diduga Pakai Ijazah Palsu, Anggota DPRD Lampung Supriyati Ditetapkan Sebagai Tersangka

Semua sampel saat ini sedang diuji di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Provinsi Lampung untuk mendeteksi kemungkinan adanya zat berbahaya atau bakteri penyebab keracunan

Hasil uji laboratorium ini diperkirakan akan keluar dalam lima hari ke depan.

Dari hasil penyelidikan awal, muncul dugaan bahwa penyebab keracunan mungkin tidak hanya berasal dari makanan yang disajikan di hotel. 

Sebelum makan di Hotel Novotel, para korban diketahui terlebih dahulu menyantap makanan dari nasi kotak yang diperoleh di Kalianda, Lampung Selatan.

BACA JUGA:Panduan Lengkap Message Automation untuk Pemula,Tingkatkan Engagement

“Para korban siang harinya makan nasi kotak di Kalianda. Kami sedang menelusuri pihak katering yang menyediakan makanan tersebut,” lanjut Wahyu. 

Penyidik berencana meminta keterangan dari pemilik katering terkait untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.

Wahyu juga menambahkan bahwa keracunan bisa jadi disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi sebelumnya di wilayah Lampung Selatan. 

“Proses penyelidikan ini masih berlangsung untuk memastikan sumber keracunan,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: