Kasus HIV di Bengkulu Melonjak, Seks Bebas LGBT Jadi Sebab
ILUSTRASI: Kelompok LGBT menjadi penyumbang terbanyak kasus HIV di Bengkulu-freepik.com@jcomp-
MEDIALAMPUNG.CO.ID - Kasus HIV di Provinsi Bengkulu mengalami lonjakan yang cukup signifikan, dan hal ini menjadi perhatian serius bagi masyarakat dan pemerintah setempat.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, peningkatan kasus HIV sebagian besar disebabkan oleh perilaku seks bebas.
Terutama pada kelompok LGBT (lesbian, gay, biseksual, dan transgender), khususnya laki-laki yang berhubungan dengan sesama jenis (LSL).
Dari Januari hingga Agustus 2024, Dinkes Provinsi Bengkulu mencatat ada 126 kasus HIV baru, dengan 70 kasus diantaranya berasal dari kelompok LGBT, terutama LSL.
Ini adalah angka yang mengkhawatirkan mengingat tingginya risiko penularan HIV melalui hubungan seksual yang tidak aman di komunitas ini.
Kasus terbanyak terjadi di Kota Bengkulu dengan 90 kasus, diikuti oleh Kabupaten Rejang Lebong dengan 14 kasus, dan daerah lainnya yang turut menyumbang jumlah penderita HIV.
Sebagai bagian dari upaya pencegahan, Dinkes Bengkulu melakukan skrining kesehatan secara intensif dan terus mendorong masyarakat untuk menghindari perilaku berisiko, seperti seks bebas dan penggunaan jarum suntik bergantian.
Pengobatan lebih lanjut telah dilakukan pada 89 dari 126 penderita yang terdata.
Perilaku seksual di kalangan LGBT, terutama di komunitas LSL, menjadi salah satu faktor utama penyebaran virus ini di Bengkulu.
Tidak hanya di provinsi ini, fenomena ini juga menjadi isu global yang memerlukan penanganan serius.
Tingginya jumlah penderita HIV dari kelompok LGBT menunjukkan perlunya edukasi lebih lanjut tentang pentingnya hubungan yang aman dan penggunaan alat pelindung seperti kondom untuk mengurangi risiko penularan.
Selain itu, stigma sosial terhadap kelompok LGBT seringkali menghambat upaya penanggulangan HIV.
Banyak dari mereka yang enggan memeriksakan diri karena takut akan diskriminasi.
Ini memperburuk situasi, karena deteksi dini dan pengobatan sangat penting untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: