Wujud Persatuan, Tokoh Lintas Agama Hadiri Upacara Ngaben di Kampung Bali Sri Menanti

Wujud Persatuan, Tokoh Lintas Agama Hadiri Upacara Ngaben di Kampung Bali Sri Menanti

Upacara Ngaben di Kampung Bali Pekon Sri Menanti dihadiri sejumlah tokoh lintas agama--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Umat Hindu di Kampung Bali, Pekon Sri Menanti, Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) melangsungkan Upacara Ngaben pada hari Minggu, 8 September 2024. 

Dalam upacara tersebut hadir beberapa tokoh penting, di antaranya Camat Air Hitam Bambang Hermanto, S.Pdi, M.M, Anggota DPRD Lambar Prayitno, S.H, Peratin Sri Menanti Anggi Ismanto, S.Pd, serta tokoh-tokoh masyarakat setempat.

Kehadiran para tokoh lintas agama dalam prosesi Ngaben ini dianggap sebagai simbol persatuan dan toleransi antar umat beragama. 

Camat Air Hitam, Bambang Hermanto, menyampaikan bahwa kehadirannya dan para tokoh lainnya adalah bentuk nyata dari semangat Bhinneka Tunggal Ika. 

BACA JUGA:Penemuan Mayat Bayi di Saluran Irigasi Gegerkan Warga Semuli Raya

"Ini adalah wujud toleransi antar umat beragama, untuk saling mengayomi dan melindungi," jelasnya pada Senin, 9 September 2024.

Ngaben, yang merupakan upacara pembakaran jenazah dalam agama Hindu, memiliki makna yang sangat mendalam bagi umat Hindu di Kampung Bali.

Ngaben tidak hanya menjadi bentuk penghormatan terakhir bagi yang telah meninggal, tetapi juga sebagai wujud bhakti kepada mereka yang telah berpulang. 

Dalam penjelasan Wayan Darmawan, tokoh adat Kampung Bali, Ngaben juga memiliki tujuan untuk melepaskan roh dari belenggu duniawi dan membantu roh atau atma kembali ke alam asalnya.

BACA JUGA:Total Sudah 2.193 Kendaraan di Lampung Ikuti Program Keringanan Pajak

"Ngaben adalah upaya untuk mengembalikan unsur Panca Maha Bhuta ke asalnya serta membantu perjalanan atma menuju brahman," ujarnya.

Lebih lanjut, Wayan Darmawan menjelaskan bahwa istilah ngaben berasal dari kata beya yang berarti bekal.

Upacara ini juga dikenal sebagai palebon, yang berasal dari kata lebu, yang berarti tanah atau debu. 

Makna ini mengingatkan kita bahwa semua manusia akan kembali ke asalnya, yaitu tanah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: