Kopi Arabica Dibanderol Rp150 Ribu, Petani Diminta Jaga Mutu dan Kualitas Buah yang Dihasilkan
--
LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID – Para petani kopi di Kabupaten Lampung Barat kini tengah gembira karena musim panen tahun ini dibarengi dengan harga jual yang melambung tinggi, seperti untuk jenis buah kopi arabica yang dibanderol dengan harga mencapai Rp 150 Ribu per kilogram (Kg).
Melonjaknya harga salah satu komoditas hasil bumi unggulan Kabupaten Lampung Barat ini membawa keberkahan bagi para petani kopi, seperti diungkapkan Peratin Batu Kebayan, Kecamatan Batu Ketulis, Murtoyo disela keikutsertaannya membantu pemetikan buah kopi arabica di kebun milik salah satu pelaku usaha bidang produksi bubuk kopi menara di pekon tersebut.
Ia mengatakan naiknya harga kopi saat ini sangat membantu petani.
Harga tersebut, menurutnya sangat berpihak ke petani terutama untuk menyeimbangkan biaya operasional perawatan, pupuk, obat-obatan, hingga proses panen.
BACA JUGA:KPU Lampung Barat Tegaskan Rekrutmen PPK Dilaksanakan dengan Transparan
“Alhamdulilah harga biji kopi kering jenis arabica bisa tembus di harga Rp 150 ribu/kg. Tentu ini membawa kebahagiaan bagi para petani kopi di Lambar, tak terkecuali di Batu Kebayan. Tapi ditengah tingginya harga ini, petani harus bisa menjaga dan mempertahankan kualitas buah yang dipanen agar harganya tetap stabil,” ujarnya.
Menjaga kualitas tersebut, terusnya, ialah dengan menerapkan pola perawatan dan proses panen dan pasca panen dengan baik dan benar agar dapat menghasilkan capaian kualitas dan produksi yang maksimal.
“Penting untuk menjaga mutu dan kualitas, dengan penerapan pola yang benar mulai dari pemetikan hingga pengolahan pasca panen. Karena mutu dan kualitas kopi yang baik akan di imbangi dengan harga yang baik pula,” pesannya.
Ia menambahkan salah satu pola yang dianjurkan pemerintah yaitu dengan melakukan petik kopi merah atau buah yang matang.
BACA JUGA:Lulus Seleksi Administrasi, 197 Calon Anggota PPK di Pesisir Barat Akan Ikuti Tes CAT
Dengan menerapkan sistem itu akan menghasilkan cita rasa dan aroma kopi yang berkualitas.
“Karena untuk menghasilkan cita rasa kopi yang baik itu tergantung penanganan dari petani. Sehingga petani harus menyadari hal tersebut, agar sektor perkopian kita semakin dikenal dengan mutu dan kualitasnya yang baik,” pesannya.
Sebagai bentuk dukungan pemerintah pekon, pihaknya turut berperan aktif dalam menyampaikan berbagai usulan mengenai program pembinaan dan pemberdayaan petani kopi, dengan harapan petani dapat direduksi dalam menjaga serta meningkatkan mutu dan produktivitas kopi di wilayah tersebut.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: