Didukung Harga Kopi Mahal, Produksi Bagus Tapi Petani di Suoh dan BNS Dihantui Harimau

Didukung Harga Kopi Mahal, Produksi Bagus Tapi Petani di Suoh dan BNS Dihantui Harimau

Ilustrasi-AI Image Generator-

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Harga jual biji kopi kering di Kabupaten Lampung Barat terus mengalami kenaikan, bahkan tembus di angka Rp55 ribu hingga Rp76 ribu per kilogram.

Namun harga bagus yang juga produksi kopi yang diperkirakan meningkat tidak sepenuhnya bisa dinikmati oleh petani di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh (BNS) Lampung Barat.

Penyebabnya yakni terkait dengan konflik satwa liar, khususnya ancaman harimau sumatera yang telah memakan korban jiwa. 

Petani hingga saat ini masih dilanda ketakutan untuk melakukan aktivitas di kebun kopi garapan mereka.

BACA JUGA:Air Danau Ranau Keruh, Petani KJA di Lumbok Seminung Mulai Was-was

Kabid Perkebunan pada Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Lampung Barat Sumarlin mengaku jika dirinya telah menerima keluh kesah dari petani kopi di wilayah Suoh dan BNS.

"Saya komunikasi dengan beberapa petani di Suoh dan BNS, mereka menyampaikan bahwa hingga saat ini mereka masih dilanda ketakutan untuk melakukan aktivitas di kebun, penyebabnya karena konflik harimau yang terjadi," ungkapnya.

Bahkan, kata Sumarlin, petani menyampaikan bahwa bisa jadi buah kopi di lahan garapan mereka tidak dipanen. 

Jika tidak ada solusi yang mampu menciptakan rasa aman dan nyaman bagi petani dalam melakukan aktifitas di kebun.

BACA JUGA:32 KPM Pekon Puramekar Terima BLT-DD Perdana 2024 Langsung 4 Bulan

"Sangat disayangkan, kalau sampai buah kopi tidak dipanen sebagaimana disampaikan petani. Karena saat ini untuk beraktivitas di kebun penuh resiko," kata dia.

Menyikapi hal itu, kata Sumarlin, maka pihaknya menginginkan camat dan juga pihak terkait lainnya membangun kekompakan petani di wilayah itu dengan melakukan panen serentak.

"Petani bisa bergotong-royong memanen kopi dari satu kebun ke kebun petani lainnya, kemudian aparat terkait memberikan pengamanan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan khususnya ancaman harimau, namun ini tentunya perlu campur tangan pihak terkait seperti camat dan peratin, sehingga ini bisa terealisasi," pungkasnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: