Ini Pentingnya Visi Kehidupan Menurut Ustadz Adi Hidayat

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Seorang ulul albab, atau lebih dikenal dengan seseorang yang menggunakan akalnya adalah salah satu pembuktian kuat iman yang dimiliki umat Muslim itu.

Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa setelah bangun tidur, Rasulullah selalu baca Q.S. Ali Imran ayat 190 - 200, sebagian berisikan tanda-tanda bagi orang yang berakal.

"Bahkan semenjak bangun tidur, kita sudah dituntun Rasulullah untuk membuktikan keimanan kita menjadi pribadi dengan menggunakan akalnya. Itulah seorang ulul albab, berperan sebagai seorang yang solutif dan mengerti esensi pada setiap peristiwa,” ucap Ustadz Adi Hidayat.

Salah satu tanda kuatnya iman, seorang ulul albab akan mudah memahami esensi dari kehidupan dan kematian, telah dijelaskan dalam Al-Qur’an di surat yang sama.

BACA JUGA:Ternyata Ini Penyebab Hati Tidak Tenang, Ustadz Adi Hidayat

Orang beriman sudah pasti memiliki visi kehidupan yang panjang dari mulai bangun tidur. 

Menurutnya, visi seseorang yang berorientasi kepada diri sendiri masih terlampau pendek. Sebab orang beriman sudah merencanakan sesuatu hal yang harus dikerjakan dengan dampak bagi orang disekitarnya, atau sebagai kurikulum kehidupan.

"Ini sebagai praktik keimanan dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Orang beriman, sesudah bangun tidur pasti memiliki kurikulum kehidupan yang visioner bahkan hingga kehidupan akhirat, tidak hanya kehidupan dunia saja. Maka jika seseorang telah mengamalkan ayat-ayat dalam surat Ali Imran ini, ia tidak akan pernah menjadi sosok kecuali yang terbaik di bidang dan zamannya,” jelasnya.

Kuatnya iman seseorang, sekaligus melatih kedisiplinan dan keteraturan. Iman yang terimplementasikan dengan nilai-nilai tersebut dapat dicapai dengan pendekatan agama dan bimbingan dari Al-Qur’an dan hadits yang terverifikasi, agar dapat membuat visi panjang untuk mewujudkannya.

BACA JUGA:Ustadz Adi Hidayat: ini Cara Mengendalikan Syahwat yang Sering Muncul

Penguatan iman melalui visi dan kurikulum kehidupan itu sebagai bentuk persiapan dan adaptasi dalam menghadapi dunia internasional sebagai manusia global.

"Jangan sampai anda, tidak punya atau tidak bisa mengeksekusi ide dan gagasan. Persiapkan dari sekarang, apa yang dapat menjadi solusi untuk permasalahan yang ada di masing-masing daerah, di negara, dan di dunia,” tutupnya.*

Sumber: