Atasi Hewan Ternak Terinfeksi LSD, Pemprov Lampung Distribusikan 100 Ribu Dosis Vaksin

Atasi Hewan Ternak Terinfeksi LSD, Pemprov Lampung Distribusikan 100 Ribu Dosis Vaksin

--

MEDIALAMPUNG.CO.ID - Berdasarkan data Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Lampung per 9 Juni 2023 ada 1.115 hewan ternak di Lampung yang terinfeksi penyakit Lumpy Skin Disease (LSD). 

Dari total 1. 115 terkonfirmasi tersebut tersebar di 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung. 

Untuk diketahui Lumpy Skin Disease merupakan penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV) virus bermateri genetik DNA dari genus Capripoxvirus dan famili Poxviridae.

Adapun Virus ini umumnya menyerang hewan sapi dan kerbau.

BACA JUGA:Soal ‘Sop dan Sate Kambing Beracun’, Dinkes Belum Terima Hasil Uji Lab Sampel Feses

Saat dimintai Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung, Lili Mawarti menjelaskan dari jumlah yang terkonfirmasi  lebih dari sebagian sudah dinyatakan sembuh. 

Kemudian beberapa dalam proses penyembuhan dan ada yang dilakukan pemotongan bersyarat. 

Adapun rincian hewan terkonfirmasi LSD berasal dari Lampung Utara  200 kasus, Lampung Selatan 40 kasus, Tulang Bawang 4 kasus, Mesuji 9 kasus, Tulangbawang Barat 11 kasus. 

Kemudian Lampung Timur 355 kasus, Way Kanan 42 kasus, Metro 312 kasus, Lampung Barat 105 kasus, Lampung Tengah 33 kasus dan Pesawaran 4 kasus.

BACA JUGA:Pemprov Lampung Terus Awasi Pencegahan Ekspor Benih Lobster

"Secara keseluruhan terkonfirmasi yang sudah dinyatakan sembuh sebanyak 728 ekor, potong bersyarat 7 kasus, mati 2 kasus sedangkan sisanya 378 ekor masih dalam proses penyembuhan," ungkapnya, Jumat 9 Juni 2023.

Data tersebut merupakan hasil laporan dari masing-masing Kabupaten Kota yang langsung terpusat ke sistem informasi kesehatan hewan nasional sehingga itu lah yang menjadi landasan pihaknya untuk mengeluarkan data terupdate. 

Lili menjelaskan bahwasanya penyakit tersebut tidak menularkan kepada manusia, namun untuk proses penyembuhan terhadap hewan ternak cukup lama. 

"Untuk penularanya dari kontak langsung atau lalat atau cairan. Sehingga hewan yang terkonfirmasi harus dipisahkan dalam proses penyembuhan," terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: