Dihujat Oknum Peneliti BRIN, Muhammadiyah Pringsewu Minta Hukum Ditegakkan

Dihujat Oknum Peneliti BRIN, Muhammadiyah Pringsewu Minta Hukum Ditegakkan

Oknum peneliti BRIN berinisial APH ditangkap atas kasus dugaan ujaran kebencian.--

PRINGSEWU, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Ulah oknum peneliti BRIN berinisial APH yang menghujat dan meneror Muhammadiyah memantik soliditas warga Muhammadiyah di Pringsewu. 

Selain meyakini Polisi akan bertindak tegas menyusul telah ditangkapnya oknum tersebut, warga organisasi yang didirikan KH. Ahmad Dahlan itu juga berharap kejadian tersebut tak berulang.

"Warga Muhammadiyah Pringsewu berharap pihak berwajib terus memberikan pengawalan untuk terciptanya kehidupan umat beragama yang kondusif meskipun dalam keberagaman," terang sekretaris pengurus daerah Muhammadiyah (PDM) Pringsewu DR. Muhtasor mewakili ketuanya H. Atorriyadi. 

Lanjutnya baik dalam hal pandangan, sikap sampai pada sebuah keyakinan dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BACA JUGA:Polda Metro Jaya Periksa Keluarga Pelaku Penyerangan Kantor MUI Pusat

"Kami yakin pihak berwajib akan menegakkan tegaknya hukum yang berkeadilan, karena institusi tersebut adalah pengayom masyarakat," terangnya di sela-sela persiapan rangkaian Musyda Muhammadiyah ke-3 yang akan berlangsung pada 20-21 Mei 2023 mendatang. 

Selain itu dikatakan Muhtasor masyarakat luas juga akan terus menilai bahkan mengawasi secara internal dan sosial terhadap penegakan hukum di Republik ini.

"Bertindak tegas atas hukum dan asas keadilan akan meningkatkan trust masyarakat kepada institusi kepolisian itu sendiri," ungkapnya mensuport langkah kepolisian. 

Sementara itu sekretaris PDM itu berharap kepada masyarakat agar hendaknya kasus ini menjadi perhatian dan pengalaman sekaligus pendidikan.

BACA JUGA:Hadiah HUT ke-10 Kabupaten Pesisir Barat, Polres Launching Pelayanan SIM Keliling

“Masyarakat di Nusantara ini sangat majemuk, multikultural, multietnis, dan multiagama. Bersikap Washatiyah (tengahan) dengan item Tawassuth (tengah-tengah), I'tidal (adil) dan Tawazun (berimbang) menjadi konsep pribadi yang baik dalam kehidupan bermasyarakat yang majemuk," pesannya. 

"Berhentilah untuk menjadi yang paling benar, paling afdol dan sebagainya. Tetap guyub dalam perbedaan akan menciptakan harmonisasi dan keindahan," tambah Muhtasor.

Sedangkan kepada warga persyarikatan Muhammadiyah pria yang pernah mengikuti pertukaran pemuda antar Negara itu berpesan untuk tidak perlu menanggapi kejadian ini dengan reaktif.

"Tetaplah menjadi umat yang dewasa, sabar dan terus mengabdi untuk kemajuan negeri ini,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: