Dapunta Pesagi Seminung, Legenda Aji Saka dan Persebaran Peradaban Sansekerta di Nusantara

Dapunta Pesagi Seminung, Legenda Aji Saka dan Persebaran Peradaban Sansekerta di Nusantara

Candi Kebayan dengan langgam Srivijaya Mahayana tinggalan para Dapunta Svarnadipa di dataran tinggi Sekala Bekhak--

Selanjutnya Ratu Mangkuda Pahawang dan digantikan oleh Puyang Rakian yang bersaudara dengan Puyang Naga Berisang yang menurunkan klan Way Kanan.

Sementara itu Tambo dari Pekon Bambang di Pugung Krui mencatatkan bahwa Si Naga Putih atau Puyang Rakian Sakti bersaudara dengan Puyang Naga Berisang, kemudian Puyang Naga Berisang berputera Raja Nganggah Anggah, selanjutnya Raja Nganggah Anggah memiliki beberapa orang putera yang diantaranya adalah Pemuka Sindang Belawan. 

Menurut Ranggawarsita dalam Serat Witaradya bahwa Aji Saka telah menyerahkan kekuasaannya kepada Patih Belawan, dan ini bersesuaian dengan Tambo dari Pekon Bambang dalam Marga Pugung Krui yang secara gamblang menyebutkan bahwa Pemuka Sindang Belawan adalah merupakan penerus dari Si Naga Putih atawa Puyang Rakian Sakti yang tidak lain adalah Aji Saka itu sendiri. 

Hal ini juga bersesuaian dengan Tambo Buway Bejalan Di Way bahwa Puyang Rakian memiliki era yang sama dengan Puyang Naga Berisang yang melakukan migrasi dan menurunkan klan Way Kanan. 


Ornamen Paku Sukha pada Lamban Panggung era klasik--

Menarik bahwa Sindang Belawan adalah juga merupakan salah seorang tokoh yang disebutkan pada wakhahan Radin Jambat yaitu seorang tokoh dalam legenda Way Kanan Lampung.

Demikianlah terminologi Aji atawa Haji hingga kini adalah merupakan salah satu Buway atau klan rumpun Pesagi Seminung dari dataran tinggi Sekala Bekhak. 

Sementara terminologi Saka mengisyaratkan Bangsa Saka sebagai muasal dari Aji Saka dari rumpun ras Arya yang bergerak ke anak benua India hingga mencapai kepulauan Nusantara. 

Aji Saka atau rumpun ras Arya inilah yang menyebarkan Kebudayaan Sansekerta ke Nusantara termasuk didalamnya Bahasa, Aksara dan juga Penanggalan atau Kalender Saka. 

Tokoh legenda Aji Saka kini diabadikan sebagai nama sarana gedung olahraga yakni GOR AJI SAKA di Sekuting Lampung Barat. 

Dalam rumpun Bahasa Lampungic sendiri kata Saka atawa Sako memiliki makna Lama atau Lampau, kosakata ini menunjukkan pengertian tentang era lampau atau kekunaan dan hubungan Kebudayaan Sansekerta dengan Lampung itu sendiri.

 

Allahua'lam ala kulli hal..

Tabik puun..

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: