Dapunta Pesagi Seminung, Legenda Aji Saka dan Persebaran Peradaban Sansekerta di Nusantara

Dapunta Pesagi Seminung, Legenda Aji Saka dan Persebaran Peradaban Sansekerta di Nusantara

Candi Kebayan dengan langgam Srivijaya Mahayana tinggalan para Dapunta Svarnadipa di dataran tinggi Sekala Bekhak--

DIANDRA NATAKEMBAHANG (Batin Budaya Poerba, Kebot Lamban Marga Agung, Gamolan Institute Lampung)

 

REKAM jejak dan tinggalan sejarah pada dataran tinggi Sekala Bekhak yang dinaungi oleh Gunung Pesagi dan Gunung Seminung mengisahkan tentang keadaban, pola hidup dan proses penyebaran peradaban para Dapunta dalam rumpun suku bangsa Lampung. 

Beberapa dari para Ilmuwan dan Sejarawan yang menjabarkan tentang awal sejarah Peradaban dan Kebudayaan Lampung ini adalah seperti Prof. Wang Gung Wu dalam Journal of Malayan Branch of The Royal Asiatic Society, W.P. Groeneveldt dalam Historical Notes on Malay Civilization from Chinese Sources. 

Kemudian Resident Inggris William Marsden dalam History Of Sumatera, lalu L.C. Westenenk, O.L. Helfrich, O.W. Wolters hingga Lawrence Palmer Briggs dalam The Origin of Syailendra Dinasty.

Perpindahan rumpun Pesagi Seminung atau rumpun suku bangsa Lampung dari dataran tinggi Sekala Bekhak terjadi secara periodik dari waktu ke waktu, namun terutama migrasi dan penyebaran secara masif dan signifikan terus terjadi dari abad ke 6 hingga abad ke 14 M. 

BACA JUGA:Terapang Lampung, Regalia Para Dapunta Pesagi Seminung

Sebaran entitas atau suku bangsa yang beradat dan berbahasa Lampungic ini terutama sekali sebarannya terdapat di provinsi Lampung saat ini, provinsi Sumatera Selatan, bagian selatan Bengkulu, kemudian sebaran dan migrasi terakhir menempati pantai barat Banten. 

Dataran tinggi Sekala Bekhak daerah mana yang dinaungi oleh gunung Pesagi dan Seminung ini memiliki rekam jejak pada setiap era, dengan peninggalan dari masa Animis Dinamisme, era Hindu Buddha dan tentunya era Islam.

Pada era Hindu Buddha Peradaban Lampung telah menyerap Budaya Sansekerta yang berkembang dari anak benua India, ini berarti Bahasa Sansekerta beserta Aksara Pallawa tumbuh dan berkembang dalam Kebudayaan Rumpun Pesagi Seminung. 

Lebih jauh lagi beragam sumber dan literatur menyatakan bahwa pertumbuhan Kebudayaan Sansekerta dalam hal ini Bahasa Sansekerta dan Aksara Pallawa telah dibawa ke Nusantara serta mengalami kebangkitannya dari para Dapunta di selatan Svarna Dipa. 


Muli Lampung pada era klasik, lengkap dengan aksesoris--

Tokoh Aji Saka sebagai pembawa Kebudayaan Sansekerta ke kepulauan Nusantara digambarkan secara gamblang keterkaitannya dengan Tanoh Lampung dalam berbagai sumber literatur dan terutama hubungannya dengan dinasti Dapunta Syailendra Srivijaya dari selatan Svarna Dipa.

Literatur yang dimaksud adalah sepertimana disebutkan dalam Serat Primbon Jayabaya "Pun Jaka Sengkala anak dari Mpu Anggejali, beliau akhirnya bergelar Aji Saka di tanah Najiran. Aji Saka akhirnya kemudian pergi menuju ke Javadipa dari Tanah Lampung". 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: