Kayu Akha, Pohon Hayat Lampung, Lambang Pertumbuhan Kehidupan Insani

Kayu Akha, Pohon Hayat Lampung, Lambang Pertumbuhan Kehidupan Insani

Simbol Kayu Akha sebagai Pohon Hayat Lampung--

DIANDRA NATAKEMBAHANG (Batin Budaya Poerba, Kebot Lamban Marga Agung, Gamolan Institute Lampung)

 

KAYU Akha ialah Pohon Hayat dalam terminologi Jelma Lampung dalam Rumpun Pesagi Seminung pada dataran tinggi Sekala Bekhak.

Ia merupakan pohon tumbuhan Mitologi Lampung yang menjadi perlambang pertumbuhan dan perjalanan Kehidupan Insani. 

Secara filosofis Kayu Akha digambarkan bersama dengan makhluk serta kehidupan insani dan hayati.

Yakni kehidupan insani sebagai perlambang manusia sebagai khalifah Tuhan dimuka bumi, kemudian kehidupan air yakni dunia bawah dan kehidupan udara sebagai dunia atas.

Penggambaran Kayu Akha termanifestasi dalam media Kain Pelepai bahkan juga Kain Sebagi, beberapa di antara tipologi wastra tradisional masyarakat adat Lampung. 

Dalam mitologi Jelma Lampung, Kayu Akha sebagai Pohon Hayat merupakan tumbuhan mitologi yang pada puncaknya dihinggapi oleh sesosok Garuda raksasa. 


Kayu Akha dalam Budaya Populer--

Kayu Akha dalam perwujudan Pohon Hayat menggambarkan pertumbuhan kehidupan insan.

Bahkan simbol Garuda yang mengembangkan sayapnya pada puncak Kayu Akha dijadikan sebagai inspirasi dan teraplikasi pada Sigokh atawa Siger sebagai mahkota adat Lampung. 

Sementara dalam terminologi Agama, saat perjalanan Junjungan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam pada saat Isra' Mi'raj beliau mencapai Sidratul Muntaha yaitu Pohon Hayat yang tumbuh dari langit keenam menjulang mengarah hingga ke langit ketujuh. 

Sidratul Muntaha secara harfiah bermakna Pohon Puncak, dimana ianya merupakan ujung dari pengetahuan insan dan tidak ada yang mampu melewati pohon tersebut. 

Maka semua ketetapan Tuhan yang turun pangkalnya dari pohon tersebut dan semua yang naik ujungnya ada di pohon itu pula.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: