Tak Ada Subsidi, Petani Singkong Lamtim Beralih ke Pupuk Alternatif

Tak Ada Subsidi, Petani Singkong Lamtim Beralih ke Pupuk Alternatif

Lahan singkong di Lamtim Yang Gunakan Pupuk Alternatif--

LAMTIM, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Sejumlah petani singkong di Lamtim kini mulai beralih ke pupuk alternatif

Pasalnya, saat ini tanaman singkong merupakan salah satu sub sektor tanaman perkebunan yang tidak mendapat alokasi pupuk subsidi. 

Itu sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No.10/2022 tentang tata cara penetapan alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi sektor pertanian.

Ali Usman salah satu petani singkong di Kecamatan Sukadana Lamtim mengungkapkan, dengan terbitnya Permentan nomor 10 tahun 2022 tersebut. Kini, para petani singkong harus mencari alternatif pengganti pupuk subsidi.

BACA JUGA:Sengketa Lahan Ratusan Hektar Antara Poktan TDB dan PT KPC Bergulir ke Mahkamah Agung

Dilanjutkan, sebelumnya harga pupuk subsidi jenis urea sebesar Rp140 ribu per sak isi 50 kg. Kemudian, NPK subsidi Rp170 ribu/sak dan SP36 Rp150 ribu/sak. 

Untuk 1 hektar lahan, Ali Usman biasanya membutuhkan 4 zak urea dengan harga Rp560 ribu. Kemudian, 6 sak NPK atau dengan harga Rp1.020.000 serta 4 sak NPK dengan harga Rp560 ribu. 

Sehingga, untuk 1 hektar tanaman singkong membutuhkan biaya pupuk subsidi sebesar Rp2.140.0000. 

Sedangkan, untuk pupuk non subsidi jenis urea saat ini harganya Rp480 ribu/zak, NPK Rp500 ribu/zak dan SP36 Rp500 ribu/zak. 

BACA JUGA:Siap Bertanggung Jawab Atas Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Berikut Pernyataan Lengkap Manajemen Arema FC

Sehingga, bila harus menggunakan pupuk non subsidi maka biaya yang dibutuhkan mencapai Rp7 juta. Itu belum termasuk biaya pembelian obat pembasmi rumput dan pembasmi hama.

Sementara, untuk 1 hektar lahan singkong rata-rata penghasilan 20 ton. Sedangkan, harga singkong saat ini Rp900/kg. Itu belum termasuk potongan kadar air dan kotoran (refraksi) yang mencapai 25 – 30 persen. Kemudian, biaya olah tanah, biaya cabut dan transportasi. 

“Bila menggunakan pupuk non subsidi, maka hasil yang diterima petani sangat kecil,” papar Ali Usman.

Berdasarkan berbagai pertimbangan tersebut, kini Ali Usman mulai beralih menggunakan pupuk organik cair.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: