Tragedi Kanjuruhan Melebihi Peristiwa Heysel, Ratusan Suporter Meninggal

Tragedi Kanjuruhan Melebihi Peristiwa Heysel, Ratusan Suporter Meninggal

Mencekam, kondisi stadion Kanjuruan, Malang, Jawa Timur pasca pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022.-Tangkapan Layar/Twitter/@@SonyFirmanAli3-Disway.id--

Medialampung.co.id - Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Sabtu 1 Oktober 2022 melebihi Peristiwa Heysel.

Tragedi ini akan tercatat dalam sejarah kelam sepak bola Indonesia bahkan dunia, setelah kabar yang mencuat korban jiwa tembus 126 orang.

Kabar ini beredar melalui pesan di WhatsApp group. Hingga pukul 06.06 WIB, Minggu 2 Oktober 2022.

Merespon peristiwa ini, Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengungkapkan adanya korban jiwa buntut dari insiden kerusuhan pascalaga antara Arema FC dan Persebaya Surabaya, Sabtu 1 Oktober 2022 malam WIB.

Melalui rilis resmi mereka, Minggu 2 Oktober 2022  dini hari WIB, PSSI meminta maaf dan menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga korban dan pihak yang terkait, serta berjanji akan melakukan investigasi mendalam.

"PSSI menyesalkan tindakan suporter Aremania di Stadion Kanjuruhan," ungkap Iriawan dalam pernyataan yang diterima awak media.

 
 

"Kami berduka cita dan meminta maaf kepada keluarga korban serta semua pihak atas insiden tersebut. Untuk itu PSSI langsung membentuk tim investigasi dan segera berangkat ke Malang," terangnya. 

Kerusuhan pecah di Stadion Kanjuruhan setelah Arema menelan kekalahan 3-2 dari Persebaya dalam laga bertajuk Derbi Jatim tersebut. 

Terlihat banyak suporter menerobos masuk lapangan dan polisi yang bertugas menembakkan gas air mata.

Imbasnya tak cuma mengenai yang di lapangan, tapi juga para penonton di tribune yang mencakup anak-anak dan kaum hawa. 

Penonton berdesakan mencari jalan keluar dari stadion, sehingga beberapa terinjak-injak dan sesak napas, menimbulkan adanya korban jiwa.

Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pihak berwenang mengenai angka pastinya berapa korban yang meninggal dunia mau pun terluka.

 

Liga 1 Dihentikan 

 
 

Arema FC terancam menjalani laga usiran buntut kejadian yang mencoreng wajah sepakbola Indonesia. 

Iwan Bule, sapaan akrab Iriawan, mendukung penuh langkah kepolisian untuk mengusut tuntas apa yang menjadi penyebab tragedi tersebut.

"Untuk sementara kompetisi Liga 1 2022/2023 kami hentikan selama satu pekan. Selain itu tim Arema FC dilarang menjadi tuan rumah selama sisa kompetisi musim ini," tukas Iriawan.

 
 

 

Melebihi Tragedi Heysel 

Tragedi Heysel sendiri terjadi pada tanggal 29 Mei 1985 di mana pada saat itu tengah terjadi pertandingan antara Liverpool dan Juventus di Piala Champions (saat ini Liga Champions). 

Peristiwa ini merupakan sejarah buram dunia sepak bola Inggris pada tahun itu, karena saat itu klub-klub Inggris sedang jaya-jayanya. 

Karena peristiwa ini pula tim-tim dari Inggris dilarang bermain di tingkat internasional selama 5 tahun lamanya. 

Peristiwa ini bermula dari fans masing-masing klub yang saling mengejek dan melecehkan.

Lalu tiba-tiba sekitar satu jam sebelum kick off kelompok hooligan Liverpool menerobos pembatas masuk ke wilayah tifosi Juventus.

Tidak terjadi perlawanan karena yang berada di bagian tersebut bukanlah kelompok Ultras. Pendukung Juventus pun berusaha menjauh namun kemudian sebuah tragedi terjadi.

Dinding pembatas di sektor tersebut roboh karena tidak kuasa menahan beban dari orang-orang yang terus beruhasa merangsek dan melompati pagar. 

Ratusan orang tertimpa dinding yang berjatuhan. Akibat peristiwa ini sebanyak 39 orang meninggal dunia dan 600 lebih lainnya luka-luka.

 
 

Meskipun terjadi peristiwa yang mengenaskan dengan jumlah korban yang begitu besar, panitia memutuskan untuk terus melanjutkan pertandingan. 

Kick off dilakukan setelah kapten kedua kesebelasan meminta penonton untuk tenang. Alasan lain adalah untuk meredam atmosfer kerusuhan yang mulai menyebar. 

Tifosi Ultras Juventus di bagian lain stadion sempat akan melakukan pembalasan.

 
 

Mereka mencoba untuk bergerak ke arah pendukung Liverpool namun berhasil dicegah satuan keamanan. Dengan dimulainya pertandingan maka suasana bisa mulai dikendalikan.

Pertandingan itu sendiri dimenangi Juventus dengan hasil akhir 1 - 0. Michel Platini mencetak gol semata wayang Juventus dari titik penalti setelah Michael Platini dilanggar oleh pemain Liverpool. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: