Kegiatan Tambal Sulam Jalan Nasional di Lambar Berjalan Lamban

Kegiatan Tambal Sulam Jalan Nasional di Lambar Berjalan Lamban

--

LAMBAR, MEDIALAMPUNG.CO.ID - Pengguna jalan nasional Kabupaten Lampung Barat (Lambar) mengeluhkan lambannya penambalan aspal, kegiatan tambal sulam (patching/Salop) di ruas jalan Kelurahan Sekincau hingga Pekon Sukananti Kecamatan Waytenong.

Bagaimana tidak sejak digali lebih kurang satu bulan lalu, sampai saat ini belum ada tindaklanjuti dan kondisi itu dikeluhkan karena selain menimbulkan polusi udara akibat debu, juga berpotensi merusak kendaraan dan menyebabkan Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas).

Sutomo salah satu pengendara roda empat menyebutkan, lambannya penambalan tersebut perlu di pertanyakan lantaran dirinya yang berprofesi sebagai supir lintas Liwa-Bandarlampung, ketika ada pekerjaan tambal sulam di luar Lampung Barat yang aktivitas lalulintas lebih padat tidak terlalu lama. 

Justru di Lampung Barat yang tingkat mobilitas kendaraan lebih kecil, artinya dalam pengerjaannya lebih mudah justru terkesan dibiarkan. 

BACA JUGA:Tari Melinting akan Tampil di Istana Negara pada Peringatan HUT RI Ke-77

"Kita gak tau kenapa ini kok tidak ditambal-tambal apa karena masyarakat lambar tidak dianggap atau proyek tersebut hanya sebatas menggali tapi tidak di tambal," katanya.

Mirisnya lagi kata dia, minimnya pemasangan rambu peringatan sehingga tidak sedikit kendaraan yang terjebak lubang. Apa lagi ketika sedang terjadi hujan atau setelah hujan karena lubang tertutup air. 

Sementara salah satu pemerhati pembangunan Dev mengatakan biasanya kegiatan tambal sulam apalagi untuk ruas jalan nasional tidak lama setelah di gali (patching) lalu dilakukan tambal atau di istilahkan teknisnya coremilinng. 

"Namanya aja tambal sulam, artinya usai di gali langsung ditutup, jangan lama-lama karena ini membahayakan," tandasnya. 

BACA JUGA:Sinergitas TNI-Polri, Dandim Bersama Kapolres Lambar Turun Bagikan dan Pasang Bendera

Sekedar diketahui berdasarkan data yang didapat perusahaan yg mengerjakan PT Buana Permai Jaya.

Sedangkan diinformasikan Bhakti pihak pelaksana proyek penyebab lambannya penanganan karena alat TR rusak. Namun hal itu juga akan di sounding dengan pelaksana kegiatan.(rin/mlo)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: